Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Jangan saling klaim, masih ada 4 WNI disandera kelompok Abu Sayyaf

Jangan saling klaim, masih ada 4 WNI disandera kelompok Abu Sayyaf 10 WNI sandera Abu Sayyaf tiba di Halim. ©2016 Merdeka.com/Arie Basuki

Merdeka.com - Banyak pihak yang mengklaim berperan dalam pembebasan 10 warga negara Indonesia (WNI) korban penyanderaan kelompok Abu Sayyaf. Presiden Joko Widodo memang menyebut banyak pihak yang punya andil dalam proses pembebasan ini.

Mantan Kepala Staf Pangkostrad Mayjen (Purn) Kivlan Zen disebut ambil bagian dalam proses penyelamatan. Kivlan yang pernah terjun ke Filipina di era Orde Baru melobi kelompok Abu Sayyaf dengan pendekatan diplomatis.

Selain itu, Yayasan Sukma milik Surya Paloh juga mengklaim ikut berjasa dalam pembebasan sandera. 10 Sandera dipulangkan ke Indonesia dengan menggunakan pesawat khusus tim kemanusiaan Surya Paloh di bawah pimpinan Victor B Laiskodat.

Kivlan membeberkan detail pembebasan sandera WNI dari tangan Abu Sayyaf. Menurut Kivlan, dari awal sampai akhir tak menemukan orang-orang dari Yayasan Sukma di lapangan. Dia heran kemudian tiba-tiba saja ada pesawat yang menjemput WNI untuk kembali ke Jakarta.

Kivlan mengaku dirinya mewakili perusahaan terus berjuang sejak awal untuk membebaskan sandera dengan cara persuasif. Menurutnya, banyak pihak yang terlibat memberikan bantuan.

Pengamat Komunikasi Politik Hendri Satrio menilai, hal ini merupakan sebuah hal yang memalukan. Sebab, mengatasnamakan rasa peduli tetapi tersisip ingin mencari 'panggung' di dalamnya.

"Sungguh memalukan berebut panggung pencitraan dengan mempertaruhkan nyawa anak negeri," kata Hendri saat dihubungi merdeka.com, Senin (2/5).

Di tengah hiruk pikuk pihak-pihak yang ingin jadi pahlawan, jangan dilupakan masih ada 4 WNI yang disandera. Mengenai hal ini, Sekretaris Kabinet Pramono Anung angkat bicara.

"Ya namanya sebuah keberhasilan semua ikut senang, ikut merasa terlibat ikut merasa berkontribusi ya wajar-wajar saja. Tetapi yang penting jangan diklaim semuanya lah," ungkap Pramono di Kantor Presiden, Jakarta Pusat, Senin (2/5).

Mengenai nasib empat orang WNI yang masih disandera, Pramono mengatakan, masih terus diupayakan untuk dibebaskan. Presiden terus menjalin komunikasi dengan Presiden Filipina, Benigno Aquino.

"Yang empat sedang diupayakan. Maka presiden juga dalam komunikasi dengan Presiden Aquino juga menyampaikan, mengharapkan terhadap empat nama tersebut juga bisa segera diselesaikan proses pembebasan," terangnya.

Menteri Luar Negeri Retno L.P Marsudi, mengaku sudah mengetahui keberadaan empat anak buah kapal (ABK) warga negara Indonesia (WNI) yang masih disandera kelompok Abu. Pemerintah bakal melakukan cara berbeda dalam melakukan pembebasan.

"Masing-masing kasus ada karakter yang beda. Jadi kita tidak bisa bekerja dengan satu template untuk tiap kasus. Dan yang harus diingat bahwa situasi lapangan sangat dinamis, dengan template yang sama enggak mungkin," kata Retno di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (3/5).

Meski mengetahui di mana lokasi penyanderaan, pemerintah kini terus memantau keberadaan para WNI. Sejauh ini, jelas Retno, pemerintah juga terus melakukan koordinasi dengan otoritas Filipina untuk membebas empat ABK WNI.

"Kita pantau terus perkembangan, dalam arti kita tahu ada di mana di kelompok mana," tandasnya.

(mdk/did)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kisah Empat WNI di Malaysia Lolos dari Hukuman Mati dan Seumur Hidup

Kisah Empat WNI di Malaysia Lolos dari Hukuman Mati dan Seumur Hidup

Pengacara mengatakan kepada majelis hakim pemohon telah menyatakan insaf dan bertobat, dan hanya sekali mengajukan banding ke Mahkamah Tinggi.

Baca Selengkapnya
Bareskrim Ungkap Jaringan Perdagangan Orang WNI di Malaysia: Kisah Mengerikan Terungkap!

Bareskrim Ungkap Jaringan Perdagangan Orang WNI di Malaysia: Kisah Mengerikan Terungkap!

Setelah korban bekerja sebulan, ia menerima upah yang tak sesuai dengan kesepakatan awal.

Baca Selengkapnya
Disangka Pembantu, Sudah Disuruh Angkat Barang di Barak Tahunya Jenderal Bintang Satu

Disangka Pembantu, Sudah Disuruh Angkat Barang di Barak Tahunya Jenderal Bintang Satu

Penampilannya sangat sederhana. Berkaos lusuh dan celana pendek. Siapa sangka seorang jenderal TNI AD.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Kasus Sekeluarga Bunuh Diri Bersama-sama Lompat dari Lantai 22 Apartemen, Tangan Saling Terikat

Kasus Sekeluarga Bunuh Diri Bersama-sama Lompat dari Lantai 22 Apartemen, Tangan Saling Terikat

Hasil pemeriksaan tim identifikasi terhadap keempat jenazah ditemukan adanya tali yang mengikat antar satu korban dengan korban lain.

Baca Selengkapnya
TNI AL Tangkap 'Kijang' Bawa 70 Kg Sabu Asal Aceh

TNI AL Tangkap 'Kijang' Bawa 70 Kg Sabu Asal Aceh

Tiga orang berinisial IA, RY dan SR berhasil diamankan.

Baca Selengkapnya
Dua WNA jadi Korban Begal di Tamansari, Lima Pelaku Berhasil Diringkus Polisi

Dua WNA jadi Korban Begal di Tamansari, Lima Pelaku Berhasil Diringkus Polisi

Korban terluka akibat terkena sabetan senjata tajam yang diayunkan oleh pelaku

Baca Selengkapnya
Izin Dicabut OJK, Simpanan Nasabah BPR Usaha Madani Karya Mulia Segera Dikembalikan LPS

Izin Dicabut OJK, Simpanan Nasabah BPR Usaha Madani Karya Mulia Segera Dikembalikan LPS

Izin PT BPR Usaha Madani Karya Mulia dicabut oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terhitung sejak tanggal 5 Februari 2024.

Baca Selengkapnya
Cucu para Jenderal TNI Teruskan Darah Militer, Sosok Sang Kakek Tak Sembarangan

Cucu para Jenderal TNI Teruskan Darah Militer, Sosok Sang Kakek Tak Sembarangan

Cucu para Jenderal TNI Teruskan Darah Militer, Sosok Sang Kakek Tak Sembarangan

Baca Selengkapnya
Jenderal Non Akpol Mudik Bareng Adiknya Brigjen TNI dan Perwira Polisi, Sungkem ke Ibu Sebelum Ramadan

Jenderal Non Akpol Mudik Bareng Adiknya Brigjen TNI dan Perwira Polisi, Sungkem ke Ibu Sebelum Ramadan

Dua jenderal TNI-Polri bersaudara mudik bareng sebelum Ramadhan.

Baca Selengkapnya