Merdeka.com - Banyaknya kasus plagiarisme yang dilakukan oleh akademisi saat membuat karya ilmiah makin mengkhawatirkan.

Kekhawatiran inilah yang ditangkap oleh Blue Camp's Team Universitas Gadjah Mada. Mereka menciptakan perangkat lunak yang mampu menangkap sinyal plagiat yang disebut Tessy (Test of Literatures Similarity).

"Cara kerjanya dengan membandingkan pola deretan huruf, frase, kalimat. Tessy menghitung kemiripan dua buah atau lebih manuskrip ke dalam bentuk persentase," jelas inovator Tessy, Aman Rohiman dikutip dari rilis Inovasi Indonesia 2014 Kemenristek, Senin (4/5).

Kelebihan lainnya, Tessy dapat mendeteksi kemiripan dalam berbagai bahasa. Tessy pun dapat diakses secara online.

"Ini merupakan pengembangan Tessy versi destop yang mendapat predikat software e-learning terbaik di ajang Acer Intel Competition 2008," lanjut dia.

Kini Aman bersama dengan dua rekannya, Didi Achjari dan Dimas Mukhlas Widiantoro membuka kerja sama bisnis untuk mengembangkan dan memasarkan Tessy. Mereka yakin kesiapan Tessy prima dan telah diuji di lapangan prototype.

"Tessy mampu merekam jejak aktivitas user dan supervisor dan letak kemiripan ditunjukkan dengan akurat," kata dia lagi.

Penemuan ini telah terpilih sebagai satu dari 106 inovasi yang diunggulkan oleh Kemenristek tahun 2014.