Merdeka.com - Dampak terputusnya jalur penghubung antara jalur Utara dan Selatan di Ciregol, Brebes Jawa Tengah dinilai akan memengaruhi harga bahan pokok. Kenaikan tersebut diprediksi naik hingga 10 persen.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto, Rachmat Hernowo mengemukakan dampak longsor di Ciregol saat ini harus segera diantisipasi, mengingat dalam waktu dekat ini terjadi kenaikan harga bahan bakar minyak, dan tarif tiket kereta api yang sudah memengaruhi inflasi di bulan April.

"Kami belajar dari peristiwa putusnya Jembatan Comal di Pemalang beberapa waktu lalu yang memengaruhi kenaikan harga bahan pokok hingga 10 persen di wilayah Purwokerto dan sekitarnya," ujarnya, Selasa (14/4).

Sementara itu, Asisten Ekonomi Pembangunan Sekretariat Daerah Banyumas, Didi Rudwianto menjelaskan, saat ini pemerintah sudah memetakan bahan pangan yang biasa diangkut melalui jalur Ciregol.

"Pemetaan ini dilakukan untuk mengantisipasi kelangkaan barang-barang tertentu," katanya.

Meski begitu, dia berharap dapat memaksimalkan angkutan barang menggunakan kereta api dari Pantura. Selain itu, jasa angkutan barang juga bisa melalui jalur Selatan.

"Kami berharap sebelum lebaran nanti, jalur itu sudah bisa dilalui," katanya.

Selain itu, sejumlah awak angkutan umum pun ikut mengeluh turunnya jumlah penumpang akibat putusnya jalan lintas di Ciregol Brebes Jawa Tengah. Dampak penurunan tersebut dirasakan penumpang bus jurusan Purwokerto-Tegal di Terminal Bus Bulupitu Purwokerto.

Seorang awak bus Kurnia jurusan Purwokerto-Tegal, Tanto mengakui saat ini banyak penumpang bus beralih ke angkutan bus mikro.

"Sampai saat ini, kami hanya bisa mengantar penumpang hingga Linggapura saja. Karena bus berukuran besar yang dioperasikan tidak bisa melalui jalur alternatif dan ini sangat merugikan kami," tuturnya, Selasa (14/4).

Tak hanya itu, biaya operasional bus juga ikut mengalami kenaikan. Seorang supir bus Alvin Jaya dengan rute Cirebon-Purwokerto, Bagyo mengemukakan saat ini harga tiket sudah naik menjadi Rp 65 ribu dari harga sebelumnya yang hanya Rp 60 ribu.

"Kenaikan harga terjadi karena bus harus memutar melalui jalur Bobotsari-Pemalang dengan rute yang lebih jauh sekitar 20 kilometer dari rute biasa," tuturnya.

Sementara itu, Kepala UPT Terminal Bus Bulupitu Purwokerto, Hadi Suharto menjelaskan dalam setiap harinya ada sekitar 30 bus jurusan Purwokerto-Tegal yang beroperasi melayani trayek tersebut. Sebagian besar angkutan yang melayani jalur tersebut adalah bus berukuran besar. Sementara untuk bus jurusan Jakarta, terpaksa diarahkan melalui jalur selatan.

"Kalau memang sudah tidak bisa dilalui, kami arahkan lewat jalur selatan. Pengusaha bus sudah tahu persis rute mana yang harus dilalui. Kami hanya lakukan pemantauan saja," katanya.