Jalani rekonstruksi, ibu bocah tewas di STC sebut sekuriti bohong
Merdeka.com - Aparat kepolisian menggelar rekonstruksi kasus tewasnya Amanda Dewi Nugroho (8) yang tersengat aliran listrik di Senayan Trade Center (STC). Proses olah TKP disaksikan pihak keluarga dan kuasa hukum dari LBH Mawar Saron.
Amanda Dewi Nugroho (7) tewas kesetrum saat duduk di bangku pengunjung lantai I, Mal Senayan Trade Centre (STC), Tanah Abang, Jakarta Pusat, November lalu. Evelin Sandra Dewi, ibu Amanda mengaku kecewa atas perlakuan pihak STC.
Rekontruksi dimulai sekitar pukul 10.00 WIB oleh pihak Unit Reskrim Polres Jakarta Pusat. Menurut Evelin, dirinya memperagakan 23 adegan.
"Saya memeragakan sekitar 23 reka ulang mulai dari saya parkir motor di McD depan STC dan selanjutnya. Saya tidak fokus jika menjelaskan satu persatu. Namun dalam rekontruksi ini, saya kecewa dengan pihak STC khususnya sekuritinya," jelas Evelin saat dihubungi merdeka.com, Kamis (28/5).
Dia menjelaskan dalam rekontruksi yang juga dihadiri oleh 14 sekuriti STC tersebut, apa yang disampaikan beberapa sekuriti tidak sesuai dengan kejadian awal yang menewaskan anak perempuannya ini.
"Waktu kaki anak saya keluar pagar menginjak neon box kan ada beberapa sekuriti perempuan dan beberapa sekuriti pria lewat, mereka tidak ngomong apapun ke saya. Nengok saja tidak. Tapi tadi di rekontruksi dia bilang bahwa sudah negor saya. Padahal kan tidak," keluhnya.
Evelin menjelaskan bahwa kesaksian yang diberikan oleh sekuriti tersebut bohong. Dia bahkan mau bersumpah jika tidak ada iimbauan dari sekuriti STC.
"Saya jamin waktu itu mereka tidak memanggil atau menegur saya. Memang ada sekuriti perempuan lewat, tapi hanya lewat saja. Saya juga lihat ada sekuriti pria, namun dia di lantai 2, bukan di lantai 1. Tidak ada yang memberi teguran. Saya bisa sumpah demi Alquran. Kapan dia tegur saya? Mereka tidak menegur saya! Saya emosi!" tegas Evelin dengan nada kesal.
Evelin mengaku trauma untuk datang ke STC. "Bukan saya saja, tapi suami, nenek korban bahkan adik korban pun masih trauma atas kejadian ini," jelasnya.
Evelin mengaku melanjutkan kasus ini karena tidak ada niat baik dari pihak STC. "Kenapa saya pidanakan? Pihak STC tidak ada niat baik ke kami. Malah awal kejadian, mereka menuduh kami mencemarkan nama baik STC," jelas Evelin.
Evelin sudah mencoba mengikhlaskan kepergian anaknya ini. Namun lagi-lagi pihak STC mengecewakan karena hanya sekuritinya yang datang ke rumah.
"Sekuriti yang minta maaf ke keluarga saya. Tidak ada omongan minta maaf langsung dari pihak STC nya. Saya kecewa sekali," imbuhnya.
"Seandainya datang ke saya, meminta maaf baik-baik, mungkin kasus ini tidak serunyam sekarang. Saya akan berdiri tegak untuk mempertahankan kasus ini. Ini nyawa anak saya terenggut loh. Coba kalau mereka (pihak STC) di posisi saya? Apa nggak setres?," tegasnya.
Sementara itu, Kanit Resmob Polres Jakarta Pusat AKP Melano memaparkan bahwa rekontruksi tersebut atas perintah Kapolres Jakarta Pusat Kombes Hendro Pandowo.
"Rekonstruksi hari ini atas perintah pak kapolres. Pihak kepolisian membawa 15 saksi yaitu ibu korban (Evelin) dan sekuriti STC," ucap Melano.
Dirinya mengutarakan belum bisa memaparkan hasil rekonstruksinya, karena harus diperdalam kembali guna memperlengkap bukti. "Nanti ya. Semua masih dalam penyidikan," tutupnya.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebelum dibunuh, H menganiaya istrinya selama tiga hari karena cemburu.
Baca SelengkapnyaSekiranya ada 10 adegan untuk kasus KDRT dilakukan Panca terhadap istrinya.
Baca SelengkapnyaRekonstruksi ini digelar dengan pengawalan ketat. Sebanyak 45 personel gabungan berjaga.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Usman kini ditahan oleh Polres Metro Jakarta Utara.
Baca SelengkapnyaSeorang siswi SMP di Lampung inisial NA, disekap dan diperkosa secara bergilir oleh 10 pria selama tiga hari.
Baca SelengkapnyaAtap ambruk diduga tak kuat menahan tingginya debit air hujan yang mengguyur Bogor sejak Kamis dini hari.
Baca SelengkapnyaPolisi ungkap detik-detik peristiwa tewasnya eks calon siswa Bintara Iwan oleh anggota TNI AL Serda Adan.
Baca SelengkapnyaDSS (18) kini masih menjalani proses penyambungan tangan di RS Polri.
Baca SelengkapnyaTidak ditemukan tanda kekerasan dalam tubuh korban.
Baca Selengkapnya