Jalan ditutup, warga ancam demo hotel termegah di Puncak Bogor
Merdeka.com - Warga Kampung Bojong Kaum dan Gandamanah, Desa Tugu Selatan, Cisarua, Kabupaten Bogor mengeluhkan keberadaan Hotel Seruni yang merupakan penginapan termegah di kawasan Puncak, Cisarua, Kabupaten Bogor. Hal ini karena pihak pengembang hotel yang semula hanya memiliki beberapa bangunan saja, kini telah berkembang menjadi ratusan kamar dan kondisinya mengancam akses jalan warga.
Mereka akan aksi, jika keluhan warga yang sudah disampaikan ke pihak manajemen hotel serta aparatur desa jika tidak digubris. Hingga saat ini keluhan masyarakat terkait arogansi pemilik Hotel Seruni yang menutup jalan menuju pemukiman penduduk belum juga dipenuhi.
"Kita sudah kesal, dan habis kesabaran. Ya kalau tidak juga dipenuhi oleh Seruni, warga siap untuk demo," tegas Tokoh Masyarakat Kampung Bojong Kaum, Desa Tugu Selatan, H Badrodin, Selasa (16/12).
Lebih lanjut dia menjelaskan, pihak warga sudah sampaikan bukti sertifikat yang menyatakan bahwa itu adalah jalan desa. "Sebanyak 200 warga juga sudah tanda tangan," terangnya.
Menurutnya, karena jalan ditutup, masyarakat kampung Bojong Kaum dan Gandamanah terpaksa harus memutar. Akibatnya perjalanan menjadi lebih jauh dan lebih merepotkan. "Sebelum ditutup, paling cuma 10 menit, sekarang jadi 30 menit kita nyampe rumah," keluhnya.
Sementara itu, Kepala Desa Tugu Selatan, H Afif Lukman saat dimintai tanggapannya membenarkan bahwa pihaknya sudah menerima surat protes warga. "Kita sudah melakukan pendekatan ke manajemen Hotel Seruni dengan melayangkan surat panggilan untuk melakukan mediasi, beberapa hari lalu ada dari manajemen hotel yang datang, ya mudah-mudahan saja permasalahan ini cepat terselesaikan dengan baik," ujarnya.
Sementara itu, Operating Manager Hotel Seruni Benny Simbolon mengatakan pihaknya belum bisa memenuhi tuntutan warga yang menginginkan adanya surat pernyataan dari pemilik hotel. "Kalau untuk membuka penutupan jalan saja, pemilik sudah ok, tapi kalau untuk membuat surat pernyataan, menurut pemilik, belum bisa, karena status tanah tersebut kan milik Hotel Seruni," katanya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Anies: Pembangunan Tol Trans Jawa Bikin Usaha Rumah Makan hingga Hotel di Pantura Bangkrut
Imbasnya usaha restoran hingga hotel di sepanjang wilayah Pantura menjadi gulung tikar.
Baca SelengkapnyaBundaran HI Pagi Ini Usai Perayaan Tahun Baru 2024, Warga Keluhkan Beberapa Taman Rusak
Agus menyayangkan aktivitas warga malah merusak taman. Padahal harusnya, perayaan tahun baru tak merusak taman di sekitar.
Baca SelengkapnyaFOTO: Suasana Akses ke Puncak Bogor via Keluar Pintu Tol Gadog Sepi Selama Malam Tahun Baru 2024
Penutupan jalur Puncak via akses keluar pintu Tol Gadog ditandai spanduk imbauan berisi informasi pengalihan arus selama malam Tahun Baru 2024.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
20 Wisata Puncak Bogor yang Populer dan Menarik, Jangan Sampai Terlewat
Di Puncak Bogor ini, Anda bisa menikmati suasana alam yang sejuk, hijau, dan indah, serta berbagai macam aktivitas yang seru dan menyenangkan.
Baca SelengkapnyaWisata Puncak Bogor Populer, Seru dengan Pemandangan yang Indah
Dengan jarak yang tidak terlalu jauh dari ibu kota, wisata Puncak Bogor menawarkan udara sejuk, pemandangan alam yang indah, dan berbagai macam aktivitas seru.
Baca SelengkapnyaKecelakaan Beruntun Terjadi di Jalur Puncak Bogor, Warga: Awas Setrum, Banyak Korban
Terlihat kecelakaan melibatkan bus besar dan beberapa mobil di sekitarnya
Baca SelengkapnyaMalam Tahun Baru, Jalur Puncak Ditutup Sejak 31 Desember hingga 1 Januari 2024
Mulai pukul 18.00 sampai 06.00 WIB dan arus kendaraan akan dialihkan ke jalur alternatif Jonggol dan Sukabumi.
Baca SelengkapnyaFOTO: Orang Dewasa hingga Anak-Anak Desak-Desakan Berebut Antrean Takjil Gratis di Pemda Kabupaten Bogor
Sejumlah warga yang membawa anak ikut berdesakan dalam antrean pembagian takjil gratis di Pemda Kabupaten Bogor di Cibinong.
Baca SelengkapnyaGanjil Genap di Jalur Puncak Bogor Diberlakukan hingga Libur Tahun Baru 2024
Polres Bogor tetap melanjutkan rekayasa lalu lintas dengan alasan mengantisipasi kemacetan.
Baca Selengkapnya