Jalan ditutup, janda 3 anak di Bekasi panjat tembok buat aktivitas
Merdeka.com - Seorang janda beranak tiga berusia 56 tahun, Yulia Rachmat, harus naik turun tangga setinggi empat meter buat ke luar rumah. Sebabnya, lingkungan rumahnya ditutup tembok dibangun oleh warga perumahan di Jalan Danau Maninjau Satu, Kelurahan Jatibening Baru, Kecamatan Pondokgede, Kota Bekasi.
Menurut Yulia, tembok dibuat setelah satu bulan dia membangun rumah yang lahannya masuk ke lingkungan RW 4. Adapun, warga RW 7 membangun tembok di tengah jalan demi kepentingan lingkungan. Namun, bangunan tembok masuk lingkungan RW 4.
"Saya tidak bisa berbuat apa-apa ketika ada pembangunan tembok, karena kalah suara," kata Yulia saat ditemui wartawan di lingkungan rumahnya, Kamis (26/5).
Yulia mengaku membangun rumah setelah membeli lahan seluas 250 meter persegi dari pemilik lama, yaitu seorang notaris. Pada Juni 2015, dia mendirikan rumah tinggal. Satu-satunya akses ke jalan yaitu menggunakan jalan umum yang ada di perumahan.
"Kata warga setempat, dulu pernah ada perselisihan dengan warga perumahan, tapi saya enggak tahu masalahnya," ujar Yulia.
Berdasarkan informasi dihimpun, perselisihan dilatarbelakangi pemilik lama akan membangun sebuah perumahan model kluster. Namun, sarana jalannya menumpang fasilitas umum di perumahan.
"Saya enggak tahu persis, karena saya hanya membeli tanahnya dan membangun rumah di sini," ucap Yulia.
Akibat adanya tembok setinggi tiga meter dan panjang empat meter berdiri pada Oktober 2015 lalu, Yulia kehilangan akses jalan. Padahal, baru sebulan dia menempati rumahnya. Akibatnya, sudah delapan bulan dia terkurung.
Awalnya, buat beraktivitas Yulia terpaksa memanjat tembok menggunakan tangga buat bisa keluar. Namun, karena kesulitan lantaran tembok cukup tinggi, dia memutuskan meminta izin kepada warga di RW 4 membuat akses dengan menjebol tembok.
Tembok dijebol Yulia sebagai pembatas lahan kosong milik warga setempat. Untungnya, pemilik lahan kosong itu bersedia temboknya dibobol sebagai akses jalan keluarga Yulia. Meski mendapat akses jalan, tetapi tetap saja Yulia tidak nyaman. Sebab lebarnya tak lebih dari satu meter.
Bahkan, gara-gara akses jalannya ditutup, janda tiga anak ini terpaksa menjual mobilnya. Uang hasil penjualan mobil itu, kemudian digunakan untuk biaya perjalanan menengok keluarganya di Belanda.
"Percuma juga punya mobil, karena enggak akan bisa masuk rumah soalnya ada tembok itu," lanjut Yulia.
Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi mengatakan, pihaknya telah meminta anak buahnya membongkar tembok. Rahmat juga mendesak perselisihan dengan pemilik lahan lama tidak diungkit kembali. Sebab yang merasakan dampaknya saat ini merupakan pemilik baru.
"Tadi warga setuju temboknya dibongkar, tapi saya akan mengganti rugi tembok dibayar Rp 20 juta," kata Rahmat.
(mdk/ary)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tujuh Pelaku Tawuran di Bekasi Ditangkap Polisi, Satu Masih di Bawah Umur
Peristiwa itu terjadi di Jalan Raya Narogong Kelurahan Bojong Menteng Kecamatan Bekasi Timur, pada Sabtu (9/3) subuh.
Baca SelengkapnyaFenomena Pengemis dan Anak Jalanan Makin Marak di Bekasi
Pemkab Bekasi rutin melakukan razia kepada para pengemis dan anak jalanan
Baca SelengkapnyaIbu Bunuh Anak Kandung di Bekasi Tak Perlihatkan Gestur Sedih, Anggap Korban Masih Hidup
Gestur itu diungkap KPAD Kota Bekasi saat mendampingi tersangka menjalani pemeriksaan di Mapolres Metro Bekasi Kota.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kelakuan Aneh Ibu Bocah 5 Tahun di Bekasi yang Tewas dengan 20 Tusukan
Ibu di Bekasi diduga tega membunuh anaknya dan mengaku mendapat bisikan gaib sebelum melakukan aksinya.
Baca SelengkapnyaFOTO: Waspada Potensi Hujan Disertai Petir dan Angin Kencang di DKI Jakarta
Warga pun diimbau untuk berhati-hati saat melakukan aktivitas di luar ruangan.
Baca Selengkapnya85 Jejak Kaki Makhluk Berusia 90.000 Tahun Ditemukan di Pantai, Ternyata Milik Spesies Manusia Ini
Ini merupakan jejak kaki manusia tertua dan paling awet yang pernah ditemukan.
Baca SelengkapnyaBerbaju Tahanan, Pembunuh Anak Tamara Diam dan Tertunduk
Kurang lebih tiga menit ditampilkan ke publik, YA dengan ekspresi datarnya hanya menunduk.
Baca SelengkapnyaPenuh Haru! Nenek Asal Kebumen Ini Sempat Hilang selama 46 Tahun, Kini Bisa Bertemu Lagi dengan Anaknya
Nenek Satikem sempat "dibuang" oleh majikannya ke panti jompo di Bangka Belitung
Baca SelengkapnyaDibacok Ibu Kandung sampai Tewas, Anak 8 Tahun Ucapkan Kalimat Terakhir: Perut Aku Sakit
Istrinya tengah menjalani rawat jalan sejak mengidap ODGJ enam bulan lalu.
Baca Selengkapnya