Merdeka.com - Agustay Handa May (sebelumnya ditulis Agus Tai) sebelumnya langsung ditetapkan sebagai tersangka utama pembunuhan Angeline. Pemuda berusia 25 tahun asal Sumba NTT ini ditetapkan sebagai tersangka malam itu juga dengan tuduhan Pembunuhan dan pelecehan seksual.

Namun belakangan, setelah didampingi kuasa hukumnya, Haposan Sihombing, pria kelahiran 19 Juli 1990 ini mulai berani mengungkap satu per satu misteri di balik kematian bocah kelas 2 SD itu. Agus pula yang menyebut mantan majikannya, Margriet Megawa-lah pelaku sesungguhnya. Ia mengklaim terpaksa pasang badan dengan alasan tekanan penyidik serta ancaman serius dari majikannya dengan iming-iming uang sebesar RP 200 Juta.

"Kalau saya buka rahasia Angeline mati karena apa, saya dan keluarga akan dibunuh," kata Haposan mengulang pembicaraan Agus padanya, Rabu (8/7).

Setelah itu, Agus makin percaya diri setelah dia tahu pengacara nyentrik menetap di Jakarta, Hotman Paris Hutapea ikut mendampinginya. Dari situlah, Agus mulai membeberkan semua cerita yang terjadi detik-detik sebelum Angeline tewas mengenaskan.

"Anak ini bukan sebagai tersangka dengan niatnya mengubur korban. Tetapi itu semua atas perintah majikannya yang bernama M dan dengan penuh tekanan serta ancaman terpaksa melakukan," tegas Hotman Paris, kala itu.

Pemberkatan dua pendeta yang menemuinya di Polresta Denpasar, menjadikan Agus makin percaya diri hingga dijadikan sebagai saksi mahkota dan menetapkan Margriet Christina Magawe sebagai tersangka utamanya dalam kasus pembunuhan dengan penganiayaan terhadap anak. Ancaman hukumannya pun tidak main-main, mati atau seumur hidupnya di jeruji besi Lapas Kelas II A Kerobokan, Denpasar Bali.

Menariknya, menurut sumber merdeka.com di Polresta Denpasar, sejak Rekonstruksi Senin 6 Juli lalu, setiap harinya usai dipanggil penyidik dan begitu masuk sel, Agus selalu berdoa.

"Suaranya keras, terus dia baca ayat doa Bapa Kami. Sambil nangis dia doa, setiap hari," ungkap sumber tersebut.