Merdeka.com - Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi keynote speaker dalam diskusi publik bertema 'Revolusi Mental Sutan Takdir Alisjahbana Menuju Manusia Progresif' di Universitas Nasional (Unas), Jakarta. SBY menjelaskan, revolusi mental pernah hidup di abad 18 oleh tiga tokoh Friedrich Hegel, Karl Max dan Friedrich Engels.

Menurutnya, ketiga tokoh itu mengangkat revolusi mental yang sesungguhnya sebuah fundamental ajaran marxisme yang menjadi komunisme. Di sela-sela diskusi, SBY sempat 'menyentil' Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mendapat banyak dukungan ketika mengusung revolusi mental.

"Revolusi mental Jokowi pada masa kampanye pemilu mendapat respon sana sini," kata SBY, di Universitas Nasional, Jakarta, Sabtu (25/4).

Akan tetapi menurutnya, revolusi mental gagasan Jokowi itu berbeda dengan yang dicetuskan oleh Friedrich Hegel, Karl Max dan Friedrich Engels. SBY mengaku agak sedikit bingung tentang revolusi mental ala mantan gubernur DKI Jakarta itu.

"Kemudian Jokowi mengangkat revolusi mental. Apa maksudnya? Saya baca tulisan beliau, saya pahami yang dimaksudkan Jokowi tentang revolusi mental tidak sama sebenarnya dengan yang dicetuskan Friedrich Hegel, Karl Max dan Friedrich Engels," ujar SBY.

SBY mengatakan Jokowi mengubah karakter revolusi mental. Namun demikian, dirinya mengaku menghormati pemikiran Jokowi. Menurutnya, revolusi mental itu revolusi mental ala Jokowi.

"Kan ada istilah sesama bus kota dilarang mendahului," candanya.

Sementara itu, terkait revolusi mental ala Sutan Takdir Alisjahbana, SBY menyebut ada transformasi kebudayaan, teknologi dan ekonomi.

"Yang kita tuju adalah masyarakat yang baik masyarakat maju, dan pemerintahan yang baik," katanya.

SBY hadir di kampus Unas dengan didampingi sang istri, Ani Yudhoyono.