Merdeka.com - Kasus penganiayaan 18 pembantu oleh M, istri Brigjen Pol (Purn) MS di rumahnya terus diselidiki. Apalagi, beberapa pembantu yang bekerja masih di bawah umur.

Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Ronny F Rompie menyatakan, pihaknya tidak bisa menentukan bahwa M bisa dikenakan undang-undang perlindungan anak. Sebab, pihaknya masih mengembangkan kasus tersebut sesuai laporan awal.

"Tentu kita harus beranjak dari penyelidikan ya. (Undang-undang) Sesuai dengan laporannya YL (Yuliana Lewer/pelapor), bahwa dia mendapati kekerasan fisik. Maka itu Polres Bogor Kota melakukan penyelidikan," kata Ronny di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (20/2).

Dirinya menegaskan kembali, bahwa pihaknya terus mendalami kasus ini. Untuk itu, terkait kasus dugaan penyiksaan ini bakal terus diselidiki.

"Jangan dulu berandai-andai, kita liat dulu penyidik dulu lah," jelasnya.

Seperti diketahui, Wanita berinisial M dilaporkan ke Polres Bogor oleh pembantunya, Yuliana Lewer (17), atas dugaan penganiayaan. M adalah seorang istri dari Purnawirawan polisi berpangkat Brigadir Jenderal.

"Yang bersangkutan (Yuliana) melaporkan kepada kami telah menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT)," kata Kapolresta Bogor AKBP Bahtiar Ujang Purnama, Rabu (19/2).

Bahtiar mengatakan polisi masih memeriksa saksi-saksi, termasuk saudara korban dan tetangga di sekitar rumah perwira tinggi tersebut yang beralamat di Perumahan Duta Kencana, Jalan Danau Matana, Blok C5, Kelurahan Tegalega, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor.

Selain memeriksa saksi, polisi juga memintai hasil visum Yuliana. Hal ini dilakukan karena tidak ada bukti nyata kalau pembantu belia ini dianiaya.