Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Istana Imbau Pegiat HAM Tak Lihat Penembakan di Papua dengan Sebelah Mata

Istana Imbau Pegiat HAM Tak Lihat Penembakan di Papua dengan Sebelah Mata Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko. ©2018 Merdeka.com

Merdeka.com - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengimbau para penggerak HAM (Hak Asasi Manusia) yang berada di dalam maupun luar negeri tidak melihat sebelah mata insiden penembakan puluhan pekerja di Papua. Sebab, ia menilai tindakan kelompok separatis di wilayah timur Indonesia sudah melampaui batas.

"Saya mengimbau pada penggerak HAM di dalam negeri maupun luar negeri untuk melihat situasi dengan mata terbuka. Jangan mata sebelah karena 31 warga masyarakat sipil yang tidak berdaya, dengan niat baik untuk bekerja, mensejahterakan masyarakat Papua, tapi justru menjadi korban dari perilaku tidak beradab," tegas Moeldoko kepada wartawan di kantornya, Rabu (5/12).

Ia meminta pegiat HAM juga melihat dari sisi aksi kelompok separatis yang sudah kelewat batas. "Ini hal yang sangat penting untuk kita atensi bersama. Kalau ada siapapun dari kelompok mana pun, baik di dalam negeri maupun luar negeri yang mendukung gerakan seperti ini, maka mereka bagian dari kelompok atau segelintir orang yang mendukung aksi-aksi kekerasan atau brutal," tegasnya.

"Ini sebuah pesan yang saya kirim agar kita sungguh-sungguh melihat situasi ini dengan cara-cara jernih, bukan miring. Ngomong saya agak tinggi karena saya memang mantan Panglima TNI yang mengelola keamanan," tambahnya.

Minta TNI-Polri Tak Terprovokasi

Selain itu, Moeldoko juga berpesan kepada prajurit TNI-Polri yang dikirim ke Papua agar tidak terprovokasi dan menjalankan misi secara proposional.

"Perlunya TNI-Polri tidak terprovokasi. TNI-Polriharus tetap menjaga profesionalitas dan bekrja secara proposional. Tidak boleh terpancing, kita harus menunjukkan bahwa kita prajurit-prajurit yang beradab," tegas Moeldoko.

"Ini bukan sekedar dilakukan oleh aksi kelompok kriminal bersenjata, tapi ini sudah aksi-aksi boleh saya katakan sebuah gerakan OPM. Untuk itu, saya juga mengimbau jangan ada sebuah standar ganda yang diterapkan pada perilaku seperti ini."

Ia menegaskan misi aparat saat ini mengembalikan situasi keamanan di Papua kembali kondusif.

"Pembangunan harus tetap berjalan. Upaya-upaya pemerintahan Jokowi untuk segera menyamakan kondisi dalam konteks pemerataan pembangunan ini adalah tidak mengenal situasi. Untuk itu, walau pun kita diganggu, pemerintahan tetap berjalan. Karena ini jadi kebutuhan besar masyarakat Papua, bukan sekelompok kecil orang-orang bersenjata," tuturnya.

Berkaca pada peristiwa tersebut, Moeldoko mengimbau perusahaan maupun BUMN yang sedang bekerja harus dikawal TNI-Polri. "Agar pembangunan tetap berjalan baik."

"Apa yang dilakukan Istaka Karya ini membangun jalan kurang lebih 278 kilometer untuk membuka Wamena sampai Agats. Karena daerah di Nduga, Papua cukup tertinggal, daerah terbelakang terisolasi, dan daerah relatif tidak aman. Harapannya dengan pembukaan akses jalan ini semuanya bisa terkomunikasi dengan baik, barang-barang tidak mahal. Itu upaya pemerintah yang dijalankan," katanya.

(mdk/rhm)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Dengan Kekuatan Senjata, Mayjen Izak Pangemanan Akui Sangat Mudah Menghancurkan OPM Papua

Dengan Kekuatan Senjata, Mayjen Izak Pangemanan Akui Sangat Mudah Menghancurkan OPM Papua

Pernyataan Pangdam XVII/Cendrawasih Mayjen Izak Pangemanan.

Baca Selengkapnya
Komnas HAM Kecam Pembunuhan Danramil Aradide di Paniai Papua Tengah

Komnas HAM Kecam Pembunuhan Danramil Aradide di Paniai Papua Tengah

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menilai situasi konflik dan kekerasan di Papua semakin mencederai HAM.

Baca Selengkapnya
14 Mahasiswa Penerima Beasiswa Otsus Papua di AS Terancam Dipulangkan, Orang Tua Lapor Komnas HAM

14 Mahasiswa Penerima Beasiswa Otsus Papua di AS Terancam Dipulangkan, Orang Tua Lapor Komnas HAM

14 Mahasiswa Penerima Beasiswa Otsus Papua di AS Terancam Dipulangkan, Orang Tua Lapor Komnas HAM

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
2.000 Polisi Disiagakan saat Malam Tahun Baru Usai Insiden Kerusuhan Pemakaman Lukas Enembe

2.000 Polisi Disiagakan saat Malam Tahun Baru Usai Insiden Kerusuhan Pemakaman Lukas Enembe

Hal tersebut untuk menjaga kondusifitas pasca tragedi kerusuhan pemakaman mantan Gubernur Papua Lukas Enembe.

Baca Selengkapnya
14 Orang Terluka akibat Kerusuhan Iring-iringan Jenazah Lukas Enembe, Termasuk Pj Gubernur Papua

14 Orang Terluka akibat Kerusuhan Iring-iringan Jenazah Lukas Enembe, Termasuk Pj Gubernur Papua

Korban luka akibat kerusuhan saat iring-iringan prosesi pemakaman mantan Gubernur Papua, Lukas Enembe, mencapai 14 orang.

Baca Selengkapnya
Tak Bahas Hak Angket, Istana Minta Pertemuan Jokowi dan 2 Menteri PKB Tak Dispekulasikan ke Mana-Mana

Tak Bahas Hak Angket, Istana Minta Pertemuan Jokowi dan 2 Menteri PKB Tak Dispekulasikan ke Mana-Mana

Ari menyebut pertemuan tersebut juga merupakan permintaan dari para menteri PKB.

Baca Selengkapnya
Gugur di Papua, Jenazah Kopda Hendrianto Tiba di Padang dan Dimakamkan di Jambi

Gugur di Papua, Jenazah Kopda Hendrianto Tiba di Padang dan Dimakamkan di Jambi

Jenazah alamarhum disemayamkan di Batalyon Padang untuk diserahkan kepada pihak keluarga dan dimakamkan di Provinsi Jambi.

Baca Selengkapnya
Ramai Polisi & Pegawai Negeri di Papua Nugini Mogok Kerja, Ternyata Segini Besaran Gajinya

Ramai Polisi & Pegawai Negeri di Papua Nugini Mogok Kerja, Ternyata Segini Besaran Gajinya

Polisi dan pegawai negeri di Papua Nugini mogok kerja karena gajinya dipotong.

Baca Selengkapnya
Polisi Ancam Jemput Paksa Siskaeee Jika Kembali Mangkir Pemeriksaan

Polisi Ancam Jemput Paksa Siskaeee Jika Kembali Mangkir Pemeriksaan

Siskaeee sedianya dipanggil untuk dimintai keterangan sebagai tersangka pada Senin 15 Januari 2024 kemarin. Namun Siskaeee mangkir.

Baca Selengkapnya