Istana Imbau Pegiat HAM Tak Lihat Penembakan di Papua dengan Sebelah Mata
Merdeka.com - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengimbau para penggerak HAM (Hak Asasi Manusia) yang berada di dalam maupun luar negeri tidak melihat sebelah mata insiden penembakan puluhan pekerja di Papua. Sebab, ia menilai tindakan kelompok separatis di wilayah timur Indonesia sudah melampaui batas.
"Saya mengimbau pada penggerak HAM di dalam negeri maupun luar negeri untuk melihat situasi dengan mata terbuka. Jangan mata sebelah karena 31 warga masyarakat sipil yang tidak berdaya, dengan niat baik untuk bekerja, mensejahterakan masyarakat Papua, tapi justru menjadi korban dari perilaku tidak beradab," tegas Moeldoko kepada wartawan di kantornya, Rabu (5/12).
Ia meminta pegiat HAM juga melihat dari sisi aksi kelompok separatis yang sudah kelewat batas. "Ini hal yang sangat penting untuk kita atensi bersama. Kalau ada siapapun dari kelompok mana pun, baik di dalam negeri maupun luar negeri yang mendukung gerakan seperti ini, maka mereka bagian dari kelompok atau segelintir orang yang mendukung aksi-aksi kekerasan atau brutal," tegasnya.
"Ini sebuah pesan yang saya kirim agar kita sungguh-sungguh melihat situasi ini dengan cara-cara jernih, bukan miring. Ngomong saya agak tinggi karena saya memang mantan Panglima TNI yang mengelola keamanan," tambahnya.
Minta TNI-Polri Tak Terprovokasi
Selain itu, Moeldoko juga berpesan kepada prajurit TNI-Polri yang dikirim ke Papua agar tidak terprovokasi dan menjalankan misi secara proposional.
"Perlunya TNI-Polri tidak terprovokasi. TNI-Polriharus tetap menjaga profesionalitas dan bekrja secara proposional. Tidak boleh terpancing, kita harus menunjukkan bahwa kita prajurit-prajurit yang beradab," tegas Moeldoko.
"Ini bukan sekedar dilakukan oleh aksi kelompok kriminal bersenjata, tapi ini sudah aksi-aksi boleh saya katakan sebuah gerakan OPM. Untuk itu, saya juga mengimbau jangan ada sebuah standar ganda yang diterapkan pada perilaku seperti ini."
Ia menegaskan misi aparat saat ini mengembalikan situasi keamanan di Papua kembali kondusif.
"Pembangunan harus tetap berjalan. Upaya-upaya pemerintahan Jokowi untuk segera menyamakan kondisi dalam konteks pemerataan pembangunan ini adalah tidak mengenal situasi. Untuk itu, walau pun kita diganggu, pemerintahan tetap berjalan. Karena ini jadi kebutuhan besar masyarakat Papua, bukan sekelompok kecil orang-orang bersenjata," tuturnya.
Berkaca pada peristiwa tersebut, Moeldoko mengimbau perusahaan maupun BUMN yang sedang bekerja harus dikawal TNI-Polri. "Agar pembangunan tetap berjalan baik."
"Apa yang dilakukan Istaka Karya ini membangun jalan kurang lebih 278 kilometer untuk membuka Wamena sampai Agats. Karena daerah di Nduga, Papua cukup tertinggal, daerah terbelakang terisolasi, dan daerah relatif tidak aman. Harapannya dengan pembukaan akses jalan ini semuanya bisa terkomunikasi dengan baik, barang-barang tidak mahal. Itu upaya pemerintah yang dijalankan," katanya.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dengan Kekuatan Senjata, Mayjen Izak Pangemanan Akui Sangat Mudah Menghancurkan OPM Papua
Pernyataan Pangdam XVII/Cendrawasih Mayjen Izak Pangemanan.
Baca SelengkapnyaKomnas HAM Kecam Pembunuhan Danramil Aradide di Paniai Papua Tengah
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menilai situasi konflik dan kekerasan di Papua semakin mencederai HAM.
Baca Selengkapnya14 Mahasiswa Penerima Beasiswa Otsus Papua di AS Terancam Dipulangkan, Orang Tua Lapor Komnas HAM
14 Mahasiswa Penerima Beasiswa Otsus Papua di AS Terancam Dipulangkan, Orang Tua Lapor Komnas HAM
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
2.000 Polisi Disiagakan saat Malam Tahun Baru Usai Insiden Kerusuhan Pemakaman Lukas Enembe
Hal tersebut untuk menjaga kondusifitas pasca tragedi kerusuhan pemakaman mantan Gubernur Papua Lukas Enembe.
Baca Selengkapnya14 Orang Terluka akibat Kerusuhan Iring-iringan Jenazah Lukas Enembe, Termasuk Pj Gubernur Papua
Korban luka akibat kerusuhan saat iring-iringan prosesi pemakaman mantan Gubernur Papua, Lukas Enembe, mencapai 14 orang.
Baca SelengkapnyaTak Bahas Hak Angket, Istana Minta Pertemuan Jokowi dan 2 Menteri PKB Tak Dispekulasikan ke Mana-Mana
Ari menyebut pertemuan tersebut juga merupakan permintaan dari para menteri PKB.
Baca SelengkapnyaGugur di Papua, Jenazah Kopda Hendrianto Tiba di Padang dan Dimakamkan di Jambi
Jenazah alamarhum disemayamkan di Batalyon Padang untuk diserahkan kepada pihak keluarga dan dimakamkan di Provinsi Jambi.
Baca SelengkapnyaRamai Polisi & Pegawai Negeri di Papua Nugini Mogok Kerja, Ternyata Segini Besaran Gajinya
Polisi dan pegawai negeri di Papua Nugini mogok kerja karena gajinya dipotong.
Baca SelengkapnyaPolisi Ancam Jemput Paksa Siskaeee Jika Kembali Mangkir Pemeriksaan
Siskaeee sedianya dipanggil untuk dimintai keterangan sebagai tersangka pada Senin 15 Januari 2024 kemarin. Namun Siskaeee mangkir.
Baca Selengkapnya