Ini solusi untuk mengurai sengkarut kasus KBS

Merdeka.com - Konflik di internal Kebun Binatang Surabaya (KBS) di Jawa Timur kian tak terbendung. Terlebih dengan adanya satwa-satwa KBS yang mati secara bergantian. Tudingan-tudingan miring terus di lontarkan ke pihak lain.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, mengaku mengetahui siapa dalang di balik peristiwa kematian satwa KBS, meski tidak menyebutnya secara langsung. Lantas apa solusi terbaik, agar KBS kembali menjadi kebanggaan Arek-Arek Surobojo di era keemasannya dulu?

Setidaknya ada tiga hal perlu diperhatikan oleh Perusahaan Daerah Taman Satwa (PDTS) KBS. Yang pertama adalah membenahi sistem. Masalah di internal harus segera diselesaikan, agar tidak menjadi 'batu sandungan' di kemudian hari.

Kedua, memperketat sistem keamanan, mulai alat hingga sumber daya manusia (SDM). "Makanya, sejak awal, saya ingin membenahi SDM-nya dulu, kalau karyawannya sejahtera, semua sejahtera, satwa-satwa itu akan terurus dengan baik. Pengawasan satwa itu juga penting, dan harus dilakukan setiap hari setiap waktu, kita juga akan memasang kamera CCTV," kata Risma beberapa waktu lalu.

Sementara menurut Humas KBS Agus Supangat, selain kamera CCTV, juga diperlukan penambahan jumlah personel KBS, yang setiap saat bisa melakukan pengawasan secara menyeluruh.

"Untuk pemasangan CCTV, diprioritaskan di lokasi kandang satwa konservasi dan fasilitas show satwa. Dengan demikian, apapun yang terjadi di kandang satwa akan terlihat di layar monitor siang dan malam, agar dugaan sabotase dan tindakan jahat terhadap satwa bisa diketahui sejak awal untuk ditindaklanjuti," kata Agus.

Katanya, pemasangan CCTV ini akan terintegrasi antara satu CCTV dengan CCTV lainnya. "Artinya, antara kamera pengintai tersebut saling mengawasi, sehingga apabila terjadi sabotase terhadap satu CCTV akan bisa diketahui dari CCTV lainnya."

Terakhir, adalah memisahkan antara hewan aktif dengan hewan biasa lainnya, agar tidak terjadi saling serang antara hewan sesama jenis, seperti penyebab kematian kambing gunung anakan yang diseruduk oleh kambing gunung dewasa. "Itu sangat penting untuk meminimalisir kematian satwa di KBS," ujarnya.