Ini pesan SBY kepada pemerintahan Jokowi menghadapi ekonomi global
Merdeka.com - Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta pemerintah Indonesia harus mempersiapkan diri dengan baik dan harus menjadi pemenang dalam menyongsong Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) pada tanggal 31 Desember 2015.
Hal ini diungkapkan SBY dalam orasi ilmiah yang berjudul 'Kesiapan Indonesia menghadapi MEA dan peran Perguruan Tinggi' setelah dikukuhkan sebagai guru bangsa oleh Universitas Moestopo Beragama (UMB) dalam acara dies natalies ke-54 dan wisuda sarjana dan pascasarjana UMB Jakarta di Gedung Jakarta Convention Center (JCC), Kamis (16/4).
"Sebentar lagi masyarakat Asean mengahadapi MEA yang menjadi kerja sama dalam satu kawasan yang lebih terstrukur. Menjadi perhatian publik juga kesiapan Indonesia untuk hadapi MEA delapan bulan ke depan. Sebagai mantan presiden, secara moral saya sampaikan hal ini untuk melakukan tindakan secara konstruktif dan mengimbau pemerintah agar Indonesia keluar sebagai pemenang dalam MEA," kata SBY. Dalam acara ini, Ketua Umum Partai Demokrat ini didampingi oleh sang istri, Ani Yudhoyono.
Menurut SBY, MEA sangat penting bagi Indonesia untuk mempermudah kegiatan ekspor-impor di kawasan Asean. Sebab, jelas SBY, pada dasarnya MEA sebagaimana hubungan kerja sama ekonomi global, hubungan saling ketergantungan tak bisa dielakkan. Kegiatan ekspor dan impor bukanlah suatu keniscayaan. Indonesia dan negara di kawasan ASEAN dalam MEA mempunyai visi dan misi yang sama yakni meningkatkan derajat dan harkat ekonomi rakyatnya.
"Dalam tatanan ekonomi dunia, kerja sama saling dibutuhkan bahkan hakekatnya independen. Dalam perdagang internasionl ekspor-impor adalah hal biasa. Dengannya, MEA diharapkan agar ekonomi ASEAN kuat dan berkelanjutan yang dapat meningkatkan harkat hidup rakyatnya. Manfaat real MEA bagi Indonesia adalah, jika semua berjalan baik dan ekonomi kita efektif, kita bisa pasarkan barang dan jasa dengan peluang yang baik. Sebaliknya, Indonesia bisa beli dengan kemudahan dn kepastian yang efektif," jelas SBY berapi-api yang sontak mendapat tepuk tangan dari para undangan.
Untuk menghadapi MEA, dijelaskan SBY, maka Indonesia diharapkan mampu berkompetisi dan dapat bekerjasama. Oleh karena itu, lndonesia harus mempunyai iklim ekonomi yang baik, stabilitas politik yang baik, birokrasi yang baik, tenaga kerja yang handal dan memiliki pendidikan yang baik pula. Dan sudah saatnya rakyat Indonesia tidak berdebat tapi mempersiapkan diri secara baik
"Tantangan kita adalah harus siap berkompetisi dan bangun kerja sama. Ke depannya Indonesia harus punya iklim ekonimi yang baik, stabilitas politik yang baik, birokrasi yang baik, punya infrastruktur yang baik, tenaga kerja yang handal, dan memiliki sistem pendidikan yang baik. Kita tak perlu lagi debat. Ingat MEA sudah dekat. Kita persiapkan diri dengan baik. Kewajiban kita adalah terus kerja apa yang diminta Asean," pukas SBY.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi: Di Tengah Krisis Dunia Bertubi-tubi, Perekonomian Kita Cukup Kokoh
Dalam menghadapi ketidakpastian global, Jokowi menekankan pentingnya menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.
Baca SelengkapnyaJokowi Bersyukur Pemilu Berjalan Lancar di saat Geopolitik Global Kurang Kondusif
Dia melihat masyarakat riang gembira berbondong-bondong ke TPS.
Baca SelengkapnyaDunia Hadapi Perang dan Krisis Ekonomi, Jokowi: Kita Harus Eling Lan Waspodo
Jokowi menekankan pentingnya persatuan dan kerukunan antar masyarakat agar Indonesia menjadi negara maju.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jokowi Rajin Bagi-Bagi Bansos, Tapi Ekonomi Indoensia Diramal Hanya Tumbuh 5,04 Persen Sepanjang 2023
Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencapai 5,31 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaDi Depan Petinggi TNI, Jokowi Curhat Sulitnya Cari Pasokan Beras ke Luar Negeri
Jokowi mengatakan kondisi ini disebabkan ketidakpastiaan ekonomo dan konflik geopolitik yang tak kunjung usai.
Baca SelengkapnyaJokowi Akhirnya Ungkap Tiga Tantangan Besar Ekonomi Indonesia 2024, Ini Detailnya
Tantangan berat ketiga berasal dari disrupsi teknologi yang memberikan tekanan besar di sektor ketenagakerjaan.
Baca SelengkapnyaJokowi Senang Banyak Investor Swasta Masuk IKN
Menurutnya, optimisme swasta berperan untuk menggerakan ekonomi nasional.
Baca SelengkapnyaIndonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global
Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaSBY Bicara Geopolitik Jelang Debat Capres: Presiden Indonesia Mendatang Harus Bisa Mainkan Politik Luar Negeri yang Cerdas
Indonesia kerap dipandang sebagai regional power dan sekaligus global player
Baca Selengkapnya