Ini pengakuan tetangga pemilik Honda Jazz ngaku anak jenderal
Merdeka.com - Seorang pengendara Honda Jazz memaksa petugas TransJakarta untuk membuka portal busway di Galur, Senen, Jakarta Pusat. Sang pengendara menggertak petugas bahwa dirinya adalah anak jenderal.
Belakangan diketahui, mobil Honda Jazz B 1011 UKF itu terdaftar atas nama Herman Gunawan. Beralamat di Jalan Sunter Hijau 1 blok W2/17, RT 1 RW 10, Sunter, Jakarta Utara.
Berdasarkan penelusuran merdeka.com ke lokasi, Herman Gunawan sudah lebih dari dua tahun tak lagi tinggal di alamat tersebut. Saat ini, rumah itu dihuni oleh seorang perempuan bernama Lia. Perempuan berusia 30 tahun itu mengontrak di rumah itu.
Wes (40), Koordinator Iuran Bulanan RT setempat, mengatakan Herman sudah lama pindah dari rumah tersebut. Menurutnya, Herman dan keluarganya tidak berasal dari kalangan Polri melainkan wiraswasta.
"Setahu saya keluarganya tidak ada yang bekerja sebagai polisi. Tapi, dia mempunyai usaha tapi saya tak tahu jenis usahanya apa," kata Wes ketika ditemui merdeka.com, Rabu (30/7) malam.
Istri dari Sekretaris RT setempat itu mengatakan, saat ini Herman tinggal bersama istri dan kedua anaknya di daerah Sunter.
"Pas dia minta surat pindah yah dikasih sama RT sini. Tapi pindahnya masih di lingkungan Sunter juga," ujar Wes yang tak mau membeberkan alamat lengkap Herman.
Menurut Wes, saat masih menetap di perumahan tersebut, Herman memang sudah mempunyai mobil Honda Jazz warna silver. Namun, ketika Wes berkunjung ke rumah Herman yang baru, terletak di daerah Sunter itu, dia sudah mengganti mobilnya yang baru, yakni Mitsubishi Outlander.
"Saya tahu dia sudah ganti mobil pas saya main ke rumahnya. Dia bilang, Honda Jazznya sudah dijual beberapa waktu setelah dia pindah ke rumah barunya," ujar Wes.
Sementara itu, Lia (30) penghuni rumah mengaku tak tahu menahu perihal Herman. Menurut Lia, sebelum dia mengontrak rumah tersebut, diketahui pemilik rumah pertama adalah Herman. Namun, dia menjual rumah tersebut kepada seseorang. Kemudian dia mengontrak rumah tersebut.
"Hampir dua tahun saya menetap di sini dengan biaya kontrak rumahnya sekitar Rp 25 juta-Rp 35 juta per tahun," ujar Lia.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Setelah di-PHK, suaminya mulai mencari peluang lain dengan bekerja di proyek. Namun sayangnya dia malah ditipu hingga harus mengorbankan motornya.
Baca SelengkapnyaSaat melakukan perjalanan, sang jenderal mengendarai motornya sendiri ditemani sosok spesial.
Baca SelengkapnyaAda saja cerita tak terduga yang terjadi selama mudik ke kampung halaman.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ketika itu mereka berkonvoi dengan delapan motor berhasil diberhentikan petugas yang sedang berpatroli.
Baca SelengkapnyaHal ini diketahui berdasarkan penelusuran Merdeka.com di situs Informasi Pajak Kendaraan Bermotor Provinsi Banten.
Baca SelengkapnyaHeru Susanto sopir truk scania penyebab kecelakaan kereta api di perlintasan Madukoro, Semarang dituntut pidana selama 6 bulan penjara.
Baca SelengkapnyaUcok Baba hendak membeli mobil Alphard untuk dibawa pulang kampung ke Sumatra.
Baca SelengkapnyaRata-rata titik kemacetan terjadi di titik menjelang dan setelah SPBU.
Baca SelengkapnyaPengemudi Hilux itu menabrak gadril pembatas jalan tol sebelah kiri
Baca Selengkapnya