Ini pengakuan Suheri, pembunuh sadis nenek di Semarang
Merdeka.com - Suheri (38) alias Gong Tol pembunuh nenek Ratnawati (86) alias Tan Tjoe Nio yang ditemukan tewas di bawah meja makan rumahnya bersimbah darah di Jalan Kentangan Tengah RT.03 RW V, Kelurahan Jagalan, Kecamatan Semarang Tengah, Jawa Tengah, berhasil diringkus Satresmob Polrestabes Semarang.
Suheri mengaku membunuh nenek Ratnawati bersama satu orang temannya berinisial Teguh karena ingin menguasai hartanya. Alasanya, nenek Ratnawati yang akrab disapa Nyah Menthes itu tinggal di rumahnya sendiri dan almarhum suaminya mempunyai harta banyak.
Suheri yang dikenal sadis teman-temanya diajak oleh Teguh tetangganya untuk mengerjai Nyah Menthes dengan menguras hartanya. Akhirnya, Sabtu (27/12) Suheri bersama Teguh melakukan aksinya sekitar pukul 03.00 WIB dini hari untuk merampok harta Nyah Menthes.
Saat itu Suheri mengaku masuk ke rumah bertugas untuk mengeksekusi, sementara Teguh temanya menunggu di luar untuk mengawasi situasi di luar rumah. Suheri dengan pertolongan dua bilah kayu sepanjang 2,5 meter sampai 3 meter naik lewat atap genting rumah belakang.
Kemudian, saat masuk tiba-tiba Nyah Menthes terbangun dan sedang menonton televisi di ruang tengah rumahnya. Sehingga pelaku Suheri panik karena tepergok korban nenek Ratnawati. Dia langsung membekap dan menjerat leher korban dengan sweater yang dibawanya.
"Masuk dari belakang, si korban bangun. Nonton TV. Saat itu saya kepergok. Saya kaget! Langsung saya bekapkan sweater saya ke dia. Tapi dia masih melawan," tuturnya kepada wartawan saat gelar perkara di Halaman Mapolrestabes Semarang, Jalan Dr Soetomo, Kota Semarang, Jawa Tengah, Jumat (23/1).
Belum puas karena korban nenek Ratnawati masih berupaya melawan, Suheri lalu menyeret korban Nyah Menthes ke ruang tengah tempat ruang makan. Posisi menyeret Suheri masih membekap dan menjerat leher korban dengan sweater birunya.
Suheri langsung mengambil sebilah garpu yang ada di meja makan ruang tengah. Kemudian pelaku Suheri menusuk-nusukan garpu itu ke pipi sebelah kanan korban. "Saya seret ke ruang makan di tengah rumah langsung pipinya sebelah kanan langsung saya tusuk-tusuk dengan garpu," ucapnya.
Suheri yang mengaku berprofesi sebagai pekerja bangunan itu kemudian mengambil uang milik korban nenek Ratnawati di atas kasur di bawah bantal sebanyak Rp 40 juta.
Kemudian, Suheri melarikan diri dari belakang rumah melalui jalan yang sama lewat genteng dan memanjat dengan kayu. "Keluar masuk dari belakang. Temen nunggu di luar," ucapnya.
Namun, uang hasil rampokan tersebut saat ini dibawa kabur oleh partner perampokannya si Teguh. Selama pelarian, Suheri mengaku berpindah-pindah kota untuk menghilang dari pengejaran polisi.
Sebelum melarikan diri, Suheri bersama Teguh sempat membuang sebilah garpu di Sungai Inpeksi Jalan Inseksi, Kelurahan Jagalan, Kecamatan Semarang Tengah, Kota Semarang, Jawa Tengah.
"Pertama saya lari ke Yogya, Purwokerto. Terakhir ke Jepara mau ke Surabaya ikut teman jadi sales tandon air. Selama pelarian saya berusaha cari kerja," ujar residivis perampokan sarang burung walet 2005 di Gombong, Kebumen, Jawa Tengah, ini.
Hingga akhirnya, Suheri ditangkap oleh Satresmob Polrestabes Semarang yang dipimpin langsung oleh Kompol Sukiyono dan Panit II Satresmob Polrestabes Semarang Aiptu Janadi saat berada di depan Mapolsek Mlonggo, Jepara.
Saat itu, Suheri sedang makan dan menawarkan tandon air menemani temanya bekerja sebagai sales galon tandon air di Mlonggo, Jepara, Jawa Tengah.
(mdk/mtf)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seorang pemuda di Maros, Sulawesi Selatan, MA (22) gelap mata setelah ditegur karena membawa pacarnya ke rumah. Dia tega membunuh kakak kandungnya AA (31).
Baca SelengkapnyaTinggal sendiri di rumah kontrakan, Nenek Nursi kesehariannya hanya berjualan sayur. Uangnya bahkan sempat diambil orang.
Baca SelengkapnyaBocah di Muara Baru, Jakarta Utara tewas dibanting sang ayah Usmanto (43).
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Adi Hermawan (25) gelap mata setelah mendapatkan kabar istrinya dilecehkan. Dia pulang ke rumah dan menikami pelaku yang masih ada hubungan saudara dengannya.
Baca SelengkapnyaRumah itu sempat menjadi tempat tidur para pemulung dan anak jalanan.
Baca SelengkapnyaSempat kerja di Bandara Soekarno-Hatta selama dua tahun, Opi memutuskan buat banting setir berjualan bakso ikan dengan gerobak.
Baca SelengkapnyaSaat menerima nasi bungkus, kakek ini sengaja tak menghabiskan sayur dan lauknya lantaran untuk sang istri di rumah.
Baca SelengkapnyaM, pelaku dan ibu korban merupakan pasangan baru. Mereka baru menjalin biduk rumah tangga sekira 5 bulan.
Baca SelengkapnyaAlih-alih duduk di warung makan, pria ini memilih makan sembari melihat tawuran di pinggir jalan.
Baca Selengkapnya