Ini kronologi pembunuhan mayat disemen hingga paving meledak
Merdeka.com - Masyarakat di lingkungan proyek renovasi rumah Perumahan Dharma Husada Indah I Blok B, Surabaya, Jawa Timur, tak ada yang mengira, dua kawan karib yang setiap hari tidur satu atap di rumah nomor 154, berakhir dengan pembunuhan. Jasad korban ditanam oleh tersangka dan disemen di bawah paving rumah, yang sedianya akan digunakan Rumah Makan Roti Bonita oleh pemiliknya itu.
Kronologis kejadiannya begini, pada Rabu sore (15/10), delapan dari 10 pekerja proyek renovasi rumah di Perumahan Dharma Husada Indah I Blok B, sudah kembali ke rumahnya masing-masing.
Seperti hari-hari biasa, mengisahkan dua pekerja, yaitu Nurhawi alias Awi (23) asal Dusun Mangga, Sentulan, Kecamatan Batuanyar, Probolinggo. Serta Nur Hadi Santoso (19) asal Sedaput Bakalan, Kecamatan Sumobito, Jombang. Dua kawan karib ini, sehari-hari memang tidur dan bertugas menjaga rumah yang tengah direnovasi tersebut.
Rabu malam sekitar pukul 20.00 WIB, dua kawan karib ini kerja lembur. Saat Awi asyik mengerjakan tugasnya, tiba-tiba, Nur masuk ke dalam, dan kakinya tersandung kabel lampu penerangan hingga lampu padam. Awi marah dan menampar muka Nur empat kali tanpa balas. Pemuda tanggung itu hanya bisa menyimpan sakit hatinya.
Kamis pagi (16/10), kedua kawan karib yang tengah berseteru semalam itu, kembali bekerja bersama delapan rekannya yang lain. Dibawa komando Yanto, sang mandor proyek, para kuli proyek itupun mengerjakan tugasnya masing-masing, hingga sore hari tiba.
Ketika seluruh aktivitas di area proyek selesai, kembali hanya mengisahkan Awi dan Nur di lokasi. Sekitar pukul 17.00 WIB, Awi baru saja selesai mandi dan berpakaian. Dengan kemeja lengan panjang warna abu-abu dan sarung warna biru, dia menikmati suasana sore di teras rumah, yang bagian seluruh pagarnya tertutup seng atau plat tipis sehingga tak terlihat dari luar.
Dia duduk di atas kursi kayu panjang di depan pintu utama rumah. Dari dalam rumah, Nur yang melihat rekannya itu, tiba-tiba teringat kejadian Rabu malam. Sakit hatinya muncul, lalu mengambil paving blok di sekitar lokasi dan menghantam kepala korban tiga kali hingga terjungkal ke lantai bersimbah darah.
"Sebenarnya tak ada rencana membunuh, saat melihatnya, sakit hati karena dipukul itu muncul. Sayapun memukulnya dengan paving," aku Nur di hadapan Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Setija Junianta dengan logat Jawa, Minggu sore (19/10).
Kemudian Nur menyeret tubuh Awi yang sekarat masuk dalam rumah. Nafas Awi tersengal dan memuntahkan darah segar membasahi lantai rumah. Nur bingung, hendak diapakan tubuh Awi ini. Sambil terus berpikir, Nur mengambil timba kecil di depan rumah dan diisi dengan semen lalu dicampur dengan air.
Semen cair itu, oleh Nur digunakan untuk menyiram darah Awi yang membasahi lantai rumah, dengan tujuan menghilangkan jejak. Kemudian Nur kembali menyeret tubuh Awi masuk ke ruang belakang rumah dan kembali berhenti di situ. Dia kembali berpikir: "Hendak diapain tubuh Awi?"
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Korban inisial S (50) ditemukan tidak bernyawa di dalam kamar kontrakannya.
Baca SelengkapnyaKejadian bermula ketika rombongan massa pengantar jenazah melintas di Lampu Merah Waena.
Baca SelengkapnyaSementara dari 14 Tahanan yang melarikan diri telah 8 Tersangka telah diamankan kembali.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
AR (38) ditemukan tewas mengambang siang tadi oleh dua saksi mata
Baca SelengkapnyaPeristiwa maut itu terjadi saat sistem contra flow atau lawan arah diberlakukan
Baca SelengkapnyaBagaimana jadinya jika sawah atau ladang justru berada di atas gurun pasir?
Baca SelengkapnyaWarga Bawean Digegerkan Kemunculan Sumber Mata Air Panas usai Gempa di Tuban, Begini Penampakannya
Baca SelengkapnyaMalang betul nasib Muhyani, niat membela diri malah jadi tersangka
Baca SelengkapnyaCuma dengan 2 bahan ini, bau tanah menyengat pada ikan patin dapat dinetralisir secara sempurna. Ini dia langkah-langkahnya.
Baca Selengkapnya