Ini analisis polisi soal tabrakan maut di Tanjakan Emen

Merdeka.com - Tanjakan Emen, Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat kembali menelan korban. Delapan penumpang plus sopir bus pariwisata yang mengangkut rombongan siswa SMA Al-Huda Cengkareng, Banten itu tewas seketika pada Selasa (17/60) petang.

Seperti apa analisis sementara dari kepolisian ihwal kecelakaan maut itu? Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Martinus Sitompul menjelaskan, kecelakaan yang melibatkan dua kendaraan ini salah satunya disebabkan lepas kendali pengemudi.

"Kami menganalisis kecelakaan terjadi karena adanya aspek manusia (pengemudi) sehingga tidak bisa konsentrasi saat mengemudi," kata Martinus, di Bandung, Rabu (18/6).

Belum lagi kabut yang menyelimuti lokasi. Dengan kondisi badan jalan yang secara kontur kurang memenuhi syarat laik jalan, kata Martinus, menyebabkan kendaraan semakin liar.

"Bahwa badan jalan cenderung miring ke kanan dalam kondisi turunan dan belokan ke kiri," tuturnya.

Badan jalan juga mengalami penurunan yang panjang sehingga dimungkinkan adanya kejenuhan pengemudi dalam mengemudikan bus. Akibatnya, saat turunan terjadi lepas kendali stir dan dengan reflek pengemudi menginjak rem dan kopling.

Kemudian, lanjut Martinus, bus diduga mengalami pecah ban dalam bagian belakang kanan sesaat sebelum kecelakaan terjadi.

"Sehingga kondisi rumah-rumah bus dengan muatan yang penuh tidak stabil saat penurunan dan oleng ke kanan, sehingga terjadi benturan dengan mobil kijang di depannya yang sedang naik," tandasnya.

Semua korban tewas yang semula dilarikan ke Rumah Sakit Ciereng Subang sudah dibawa pihak keluarga ke Jakarta. Adapun korban luka berat dan ringan dibawa ke Puskesmas Jalan Cagak. Sementara bangkai bus yang rusak parah sudah dievakuasi. Di lokasi kecelakaan sudah diberi garis polisi.