Ikut kakek nambang pasir, bocah 5 tahun tewas tertimpa longsor

Merdeka.com - Seorang bocah Galih Yulianto (5,5) warga Dusun Ngranggong, Desa Talun, ditemukan tewas, tertimbun longsoran pasir di tebing galian C Kaliworo Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Selasa pagi. Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten, Sri Winoto, korban seorang bocah tersebut terkubur material pasir dan batu-batu selama sekitar 15 menit akibat tebing galian pasir di Kaliworo Kemalang longsor.

Menurut Sri Winoto, peristiwa tersebut berawal dari korban yang ikut kakeknya menambang di Kaliworo Kemalang Klaten. Korban asyik bermain saat kakeknya sedang menggali pasir bersama rekan rekannya.

Namun kakek korban saat sedang sibuk menggali pasir, tiba-tiba tebing yang berada di atas tempat Galih bermain runtuh dan mengubur korban.

Menurut dia, kejadian tersebut mengakibatkan tubuh korban terkubur pasir selama kurang lebih 15 menit. Petugas dan warga sekitar yang mengetahui kejadian itu, langsung menolong korban dan berhasil mengevakuasinya.

Korban langsung dibawa ke Rumah Sakit Islam Manisrenggo untuk pertolongan, tetapi jiwa korban tidak bisa ditolong dan meninggal dunia.

Oleh karena itu, pihaknya mengimbau kepada penambang tetap waspada dan berhati hati terhadap daerah rawan tanah longsor di lokasi penambangan pasir di Kaliworo Kemalang Klaten. Karena, tebing yang ditambang di kawasan Kaliworo kondisinya sangat rawan longsor.

Selain itu, pihaknya juga meminta warga untuk tidak menambang di lokasi yang berbahaya seperti di bawah atau di atas tebing yang tegak lurus dengan ketinggian di atas 10 meter.

"Tanah tebing yang ditimpa hujan deras setelah kering selama sebulan lalu akan rawan retak dan longsor," katanya seperti dikutip dari Antara, Selasa (1/7).

Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, (BPBD) Klaten, Joko Rukminto, bahwa pihaknya pernah mengusulkan kepada instansi terkait agar ada aturan penambangan, seperti kewajiban membuat terasiring di lokasi penambangan.

"Penambangan tidak boleh dilakukan secara massif. Dan, mereka tidak memperhatikan keselamatan penambang sendiri," katanya.