Merdeka.com - Ratusan warga dari sejumlah kecamatan di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, Selasa, berdemonstrasi di depan kantor panitia pengawas pemilu (panwaslu) setempat terkait dugaan penggunaan ijazah palsu oleh salah seorang calon legislatif (caleg) dari Partai Demokrat.

"Kinerja Panwaslu Sumenep dalam menindaklanjuti dugaan penggunaan ijazah palsu oleh AK (inisial), sangat mengecewakan. Kami minta Panwaslu Sumenep segera mengeluarkan rekomendasi atas persoalan ini," kata orator aksi, Darsono di depan Kantor Panwaslu Sumenep, seperti dikutip dari Antara, Selasa (24/6).

AK adalah calon legislatif terpilih DPRD Sumenep hasil Pemilu Legislatif 2014 dari daerah pemilihan II yang meliputi Saronggi, Bluto, Lenteng, dan Gili Genting.

"Warga daerah pemilihan II tidak mau memiliki wakil rakyat yang sekolahnya diduga tidak jelas," ujarnya.

Orator aksi lainnya, Eko Wahjudi menjelaskan, AK diduga tidak mengenyam pendidikan di salah satu SMA di Jakarta, karena lembaga yang mengeluarkan ijazah itu tidak memiliki izin operasional penyelenggaraan pendidikan setingkat SMA.

"Kami sudah klarifikasi langsung kepada pengelola lembaga yang mengeluarkan ijazah SMA yang dijadikan AK sebagai salah satu berkas pencalonannya ke KPU Sumenep. Kami pun telah mengantongi surat keterangan resmi dari pengelola lembaga tersebut," ucapnya.

Dia juga mengemukakan, pihaknya bertemu dengan salah seorang komisioner Panwaslu Sumenep, Darmendra Tarigan, ketika klarifikasi kepada pengelola lembaga yang mengeluarkan ijazah SMA milik AK.

"Ini yang membuat kami heran. Komisioner Panwaslu Sumenep sudah tahu betul posisi kasusnya. Namun, hingga sekarang ternyata tidak ada tindaklanjutnya," kata Eko, menambahkan.

Setelah melalui negosiasi dengan polisi, sebanyak tujuh pendemo diperkenankan menemui langsung komisioner Panwaslu Sumenep, yakni Zamrod dan Darmendra Tarigan, di kantornya, untuk menyampaikan tuntutannya. Kasus dugaan penggunaan ijazah palsu oleh AK dilaporkan ke Panwaslu Sumenep oleh dua warga pada awal Juni lalu.