IDI tolak bela dokter buka praktik aborsi di Bekasi
Merdeka.com - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) memastikan tidak akan melakukan pendampingan hukum terhadap para tersangka dugaan praktik aborsi berkedok klinik kesehatan di Kota Bekasi, Jawa Barat.
"Kita tidak akan melakukan advokasi terhadap para tersangka karena kasusnya sudah berdampak hukum. Kita hanya ambil hikmah saja," kata Ketua IDI Kota Bekasi Komarudin Askar di Bekasi, Jumat (29/4).
Alasan IDI pihaknya tidak melakukan pendampingan hukum juga dilatarbelakangi sejumlah alasan.
Tersangka, yakni Dokter Jabat dan Dokter ALD diketahui tidak memperpanjang izin praktik kedokteran, tidak memiliki surat tanda registrasi, serta izin praktik yang sah dari Dinas Kesehatan Kota Bekasi.
"Dokter tersebut tidak memiliki kompetensi menangani kasus kehamilan. Mereka adalah dokter umum," ungkap Komarudin.
Persyaratan itu dilanggar oleh Dokter Jabat yang diketahui pernah menjadi anggota IDI Kota Bekasi pada 2004. "Kalau Dokter ALD saya tidak tahu, karena tidak tercatat sebagai anggota IDI," terangnya.
Pihaknya akan melakukan langkah antisipasi praktik aborsi ilegal di wilayah setempat melalui sosialisasi bahaya aborsi kepada 2.227 anggotanya.
"Saya juga imbau masyarakat untuk melapor kepada polisi bila mendapati ada indikasi praktik serupa," pintanya.
Sebelumnya, praktik aborsi berkedok klinik kesehatan Medical Center di Jalan Ir H Djuanda, Bekasi Timur dibongkar jajaran Reserse Kriminal Polresta Bekasi Kota, Kamis (28/4).
Dari lokasi itu, polisi menangkap 17 orang yang diduga terlibat dalam praktik aborsi, namun hanya lima yang kini berstatus tersangka.
"Dua tersangka lainnya, yakni Dokter Jabat dan Dokter ALD masih berstatus buron," ujar Kasubag Humas Polresta Bekasi Kota Iptu Puji Astuti dikutip dari Antara.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indonesia Darurat Pemenuhan Dokter Spesialis, Apa Penyebabnya?
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyebutkan bahwa Indonesia membutuhkan 78.400 dokter spesialis.
Baca SelengkapnyaIDI: Perlu Kerja Sama Strategis Mewujudkan Pemerataan Dokter di Indonesia
IDI mengungkapkan tidak seimbangnya rasio dokter umum dan spesialis di Indonesia sangat berdampak terhadap kualitas kesehatan di setiap daerah.
Baca SelengkapnyaMengaku Dicabuli Dokter, Istri Pasien Serahkan Bukti Penting Ini ke Polisi
TA dan suaminya langsung meninggalkan lokasi. Hanya tim kuasa hukumnya yang menemui awak media untuk menyampaikan keterangan pers.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kasus Dugaan Pencabulan Istri Pasien Dinaikkan Penyidikan, Dokter MY Bakal Jadi Tersangka?
Cukup banyak alat bukti yang telah dikantongi penyidik, baik didapat dari TKP maupun serahan dari pelapor.
Baca SelengkapnyaPerjuangan Dokter Kandungan Diungkap Istri, Tetap Layani Pasien di Bandara Padahal Mau Liburan
Diungkap sang istri, dokter tersebut kedapatan tetap melayani kendati tengah berlibur.
Baca SelengkapnyaPraktik Aborsi Ilegal di Apartemen Kawasan Kelapa Gading Jakarta Utara
Salah satu pelaku nekat melakukan praktek aborsi ilegal padahal tidak memiliki kapasitas medis.
Baca SelengkapnyaStatus Dokter MY Bergantung Hasil Tes Darah Istri Pasien yang Mengaku Dicabuli
Polisi belum menetapkan tersangka dugaan pelecehan seksual terhadap istri pasien yang tengah hamil, TA (22), dengan terlapor dokter spesialis ortopedi MY.
Baca SelengkapnyaDituduh Cabuli Istri Pasien yang Tengah Hamil, Ini Penjelasan Dokter Spesialis Ortopedi saat Disidang
Dokter spesialis ortopedi inisial MY membantah telah mencabuli istri pasiennya, wanita hamil berinisial TA (22). Dia siap dihukum jika tuduhan itu terbukti.
Baca SelengkapnyaDikabarkan Meninggal, Ini Kondisi Dokter Lo Sebenarnya
Ia membenarkan jika dokter Lo Siauw Ging MARS saat ini sedang mendapat perawatan di Rumah Sakit Kasih Ibu (RSKI) Solo.
Baca Selengkapnya