Merdeka.com - Dinas Pendidikan (Kadisdik) Provinsi Jawa Timur masih terus mendalami testimoni pekerja seks komersial (PSK) yang menyatakan sering dibooking pelajar. PSK itu dipesan untuk arisan seks pelajar SMA di Situbondo, Jawa Timur.

Harun menegaskan berita arisan seks pelajar SMA di Situbondo, seperti yang diungkap seorang PSK berinisial YL belum menguatkan adanya indikasi keterlibatan pelajar.

"Karena tidak diketahui secara pasti, yang disebutkan itu benar-benar pelajar atau bukan. Bisa saja mereka itu menggunakan seragam tetapi bukan pelajar," kata Harun di kantornya Jalan Genteng Kali, Surabaya, Jumat (7/12).

Kendati demikian, dia tetap mengapresiasi tindakan cepat yang dilakukan Disdik Situbondo memanggil seluruh Kepala Sekolah SMA, baik negeri maupun swasta di Situbondo. Namun, hingga hari ini kebenaran testimoni YL kepada Komisi Penanggulangan HIV/AIDS (KPA), belum bisa dibuktikan.

Selain meminta keterangan dari semua pihak sekolahan di Situbondo, Disdik juga menurunkan tim untuk melakukan penelusuran terkait informasi yang menyebutkan, adanya sekelompok pelajar SMA kerap menggelar arisan seks setiap akhir pekan, dengan hadiah service esek-esek dari seorang PSK.

"Yang jelas, kita tidak tinggal diam jika kabar itu terbukti benar, pasti akan kita beri tindakan keras, tapi sampai saat ini kami belum menemukan para pelakunya," tegasnya.

Sementara, guna mencegah terjadinya kenakalan pelajar, Harun meminta semua pihak memahami pokok permasalahan. Termasuk ikut berperan aktif membina dan ikut menyelamatkan masa depan pelajar.

"Jadi tidak hanya sekolah yang harus dituding bersalah. Semua pihak harus ikut berperan. Orangtua, masyarakat, dan elemen lainnya," pungkasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, saat pihak KPA dan bersama Dinas Kesehatan Situbondo melakukan pendataan dan tes cepat terhadap seluruh PSK di lokalisasi yang ada di Situbondo, ditemukan 21 PSK terjangkit virus HIV/AIDS. Salah satu PSK itu mengaku kerap dibooking para pelajar di Situbondo untuk hadiah bergilir arisan seks pelajar.

Kontan saja, kabar ini membuat Dinas Pendidikan di Jawa Timur kebakaran jenggot. Mereka segera bertindak cepat untuk menelusuri kebenaran tersebut. Dan hingga kini, para pelaku (peserta arisan seks pelajar) belum ditemukan.