Merdeka.com - Ironis derita yang dialami keluarga Luh Karniati (40), lebih dari dua tahun dia mengalami kanker rahim dan kelenjar getah bening. Akibatnya, kedua putrinya yang tinggal di metro kota Denpasar ini harus berhenti mengenyam pendidikan sekolah.

"Apa yang bisa saya perbuat, istri saya sakit-sakitan, cukup anak saya yang pertama saja yang sekolah. Supaya tamat SMP dulu, setelah itu selesai," Kata Wayan Subawa, suami Karniati, di rumah kontrakan jalan Hyam Wuruk gang Gubuk Sari, Denpasar, Senin (10/11).

Dikatakan Subawa, bahwa sakit istrinya sudah sangat lama. Bahkan sempat hanya terbaring di kasur tidak berdaya dalam beberapa bulan. Kesehariannya, dia selama ini sebagai sopir. Saat ini ketiga anaknya, Putu Juliani (15) terancam putus sekolah, dan dua putrinya lagi tidak sekolah Kadek Sri (9), Koming Desi Antari (7).

"Anak kami pertama bisa sekolah juga bukan dari uang kami, tapi dapat beasiswa dari yayasan sekolah," ucapnya.

Sementara itu, Luh Karniati meyakinkan bahwa dirinya sempat minta surat keterangan miskin untuk dapat pengobatan gratis di RSUD Gianyar. Namun hal itu tidak bisa didapat, lantaran desa adat Gianyar tidak bisa mengeluarkan surat yang diminta.

"Kita tidak dikasih surat miskin, jadi tidak bisa berobat," ucap Karniati sambil menangis dan menyebut bahwa surat tidak dapat dikeluarkan oleh desa adat Lembeng Banjar Akta, Gianyar Bali.

Keluarga ini memperoleh tempat tinggal dari belas kasihan warga Denpasar yang memberikan kontrakan gratis. Besar harapan keluarga ini ada uluran tangan pemerintah hanya untuk bisa menyekolahkan anak-anaknya.

"Tidak apa kedua anak saya yang kecil tidak sekolah. Tetapi saya berharap anak saya yang pertama bisa sampai tamat sekolahnya dan kerja," katanya mengiba, Senin (10/11)