Merdeka.com - ‪Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi sempat naik pitam ketika mendapat kunjungan dari warga Kecamatan Manis di rumah dinasnya. Dia mendapat laporan bila warga sekitar melakukan penebangan hutan tanpa memikirkan efek jangka panjang.

"Jangan semaunya menebang pohon di Gunung Cantayan. Dampaknya bisa terjadi bencana alam dan kerugian lebih besar," kata Dedi. Rabu (22/6).

‪Wilayah Gunung Cantayan merupakan kawasan pegunungan di Bendungan Cirata. Sempat ada sengketa lahan antara warga dengan PT Perhutani terkait kepemilikan lahan seluas 88,9 hektar. Belakangan putusan di Mahkamah Agung memenangkan gugatan warga dan Perhutani harus membayar Rp 8 miliar yang sampai sekarang belum diterima warga.‬

‪Dengan nada tinggi, Dedi mengatakan tidak peduli siapapun pihak yang merusak lingkungan baik dari Perhutani ataupun warga tetap dilarang.

"Perwakilan warga yang datang ini kan dituakan, jangan memanas-manasi warga untuk menebang pohon. Ini masalah minta ganti rugi jangan sampai merusak alam dan menimbulkan bencana," jelas Dedi.‬

‪Setelah memberikan nasihat, Bupati Dedi juga menawarkan solusi untuk warganya yang belum menerima ganti rugi. Dirinya berencana membuka komunikasi dengan Perhutani agar lahan tersebut bisa dibeli oleh Pemerintah Kabupaten Purwakarta dan dananya bisa dilunasi ke warga.

"Jangka pendeknya kita beli pohon yang belum ditebang. Jadi kalau masih ada yang nekat menebang, bisa dibawa ke ranah hukum," kata Dedi.‬

‪Dedi juga meminta para warga untuk kembali menanam pohon untuk menanggulangi bencana di hari depan. Dirinya belajar dari pengalaman longsor besar tahun 2003 yang menyebabkan korban jiwa dan putusnya akses.