Hujan lebat, air bah nyaris gulung 3 warga Desa di Karangasem
Merdeka.com - Usai hujan lebat yang mengguyur kabupaten Karangasem, secara tiba-tiba luapan air bah menggulung wilayah Desa Perasi. Puluhan rumah nyaris terendam, tiga orang warga sempat hanyut namun berhasil diselamatkan.
"Kejadiannya tiba-tiba pak. Hujan sudah reda, masih gerimis. Itu setelah hujan lebat sejak pagi, tiba-tiba air bah muncul suaranya gemuruh," ungkap Putri, seorang remaja putri di desa itu menuturkan via telpon, Selasa (2/2) dari Karangasem, Bali.
Katanya, peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 14.30 Wita, diperkirakan luapan air berasal dari sungai Tulad Belulang Yeh di Desa Perasi. "Ada sekitar 1 meter lebih tinggi airnya, deras sekali mengalir," ungkap Putri.
Bahkan kabar lain menyebutkan, Ni Ketut Sukerti (33) mengendarai sepeda motor Honda Supra X DK 3579 SJ dengan membonceng dua rekannya Nyoman Parwati dan Suratni. Mereka nyaris hanyut terbawa derasnya arus air dari luapan sungai.
Saat itu, Sukerti yang melintas di jembatan pendek di sungai tersebut, kaget melihat air tiba-tiba naik begitu cepat dan menerja motor yang dikendalinya. Menyadari akan hal yang membahayakan, dirinya bersama dua rekannya memilih turun dari motor. Dan benar saja secepat kilat air bah menghanyutkan sepeda motornya. Untungnya ketiganya tersangkut di dahan pohon besar sambil berpelukan. Namun, Suratni sempat terseret arus, kendati Sukerti sempat meraih tangan Parwati namun terlepas. Beruntung ada warga lain yang ada di lokasi langsung bergerak menyelamatkan.
Sementara itu, sejumlah anggota dari BPBD Karangasem yang tiba di lokasi kejadian langsung melakukan penyisiran untuk mencari motor korban yang hanyut, setelah hampir dua jam melakukan pencarian, motor tersebut akhirnya berhasil ditemukan.
"Tidak ada korban jiwa, hanya motor korban yang terseret arus dan bisa ditemukan oleh anggota kami sekitar 200 meter dari lokasi kejadian," kata Kalak BPBD Karangasem, Ida Bagus Ketut Arimbawa, ketika dikonfirmasi, Selasa (2/2).
Menurut Ida, banjir tersebut terjadi karena adanya penyempitan dan pendangkalan aliran sungai. Selain air bah di Perasi, ada juga lima kejadian lainya yakni, seperti pohon tumbang di jalur Sanghyang Ambu, Bugbug, dan beberapa kejadian tembok senderan jebol di wilayah Timbrah dan Desa Asak, Pertima, Karangasem.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kisah Keluarga Pemberani yang Tinggal di Kampung Mati Tengah Hutan Cilacap, Hidup Berdampingan dengan Babi Hutan
Saat musim hujan tiba, kampung itu benar-benar terisolir karena jalan ke sana terhalang aliran air sungai yang deras
Baca SelengkapnyaNestapa Warga Pesisir di Padang, Takut 'Dicaplok' Pantai Air Manis
Daratan hingga rumah penduduk terancam hilang akibat abrasi yang terus terjadi
Baca SelengkapnyaKeluarga di Temanggung Ini Nekat Tinggal Sendiri di Kampung Mati, Dikelilingi Rumah-Rumah Kosong Terbengkalai
Akses menuju kampung itu cukup sulit. Pengunjung harus berjalan kaki menyusuri jalan tanah yang terjal dan berbatu.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tiga Warga Tersengat Ikan Pari saat Asyik Berenang di Pantai Widuri, Satu Orang Pingsan
Dari tiga orang tersebut, satu orang S (34) di antaranya harus dilarikan ke rumah sakit karena tak sadarkan diri.
Baca Selengkapnya2 Tahanan Kabur dari Rutan Polsek Tanah Abang Ditangkap, Total 13 Orang Dijebloskan Kembali ke Bui
Mereka memotong teralis itu setelah mengetahui kondisi teralis besi ventilasi di kamar mandi yang sedikit terbuka.
Baca SelengkapnyaAnies Datang, Warga Kampung Bayam Langsung Tagih Janji Hunian Usai Digusur: Pak, Nasib Kami Gimana?
Anies juga memeluk sambil menenangkan salah satu warga yang menangis mengeluhkan nasib mereka.
Baca SelengkapnyaHeboh Pohon Beringin Tua di Alun-Alun Kota Blitar Tumbang, Puluhan Orang Luka-Luka
Kejadian itu bertepatan dengan hujan disertai angin kencang yang melanda Blitar.
Baca SelengkapnyaDesa di Magelang Ini Punya Mata Air Abadi, Sumber Air Jernih Melimpah Muncul dari Dasar Kolam
Mata air itu dijaga kemurniannya oleh warga. Untuk bisa masuk ke sana, pengunjung masih dikenakan biaya masuk seikhlasnya
Baca SelengkapnyaMenyusuri Bekas Rumah Pemotongan Hewan Peninggalan Belanda di Semarang, Kini Kondisinya Angker dan Terbengkalai
Rumah itu sempat menjadi tempat tidur para pemulung dan anak jalanan.
Baca Selengkapnya