HTI akan dibubarkan, pemerintah harus buktikan penyimpangannya
Merdeka.com - Pemerintah mengusulkan pembubaran Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) ke pengadilan karena dianggap anti Pancasila. Ketua Dewan Pertimbangan Partai Berkarya, Tedjo Edy Purdijanto ikut angkat bicara.
Menurut mantan menteri koordinator bidang politik, hukum dan keamanan ini, pemerintah harus bisa membuktikan penyimpangan HTI secara hukum jika ingin membubarkannya.
"Harus bisa dibuktikan. Jika tidak, akan timbul gejolak di kemudian hari. Saya berharap, Menkopolhukam yang sekarang mampu menjalin keakraban agar tidak terjadi suasana yang tidak baik," harap Tedjo saat menghadiri Silaturahmi Alim Ulama Jawa Timur dengan Partai Berkarya di Surabaya, Rabu (10/5).
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini menuturkan, tidak mudah membubarkan organisasi kemasyarakatan (ormas) yang berbadan hukum seperti HTI.
Ada proses panjang yang harus dilalui untuk merealisasikan pembubaran itu. "Harus ada peringatan pertama, kedua dan tiga. Perlu ada kajian hukum, tidak serta-merta dibekukan dan dinonaktifkan. Prosesnya cukup panjang," katanya.
Dalam konteks HTI, lanjutnya, pemerintah perlu kajian secara komprehensif dari pelbagai sudut pandang. Sehingga bisa disimpulkan, ormas yang dimaksud memang melanggar dasar-dasar negara. "Tetapi kalau ormas tersebut beretika, menjadi warga negara yang baik, terus penyimpangannya di mana?"
Mantan ketua DPW NasDem Jawa Timur ini juga mengaku, saat dirinya jadi menteri, tidak pernah mendengar HTI bikin gaduh di Indonesia. "Waktu itu (saat menjabat Menkopolhukam) tidak direpotkan dengan suasana itu. Ya enggak tahu perkembangan sekarang," tandasnya.
Seperti diketahui, Menkopolhukam Wiranto mengumumkan akan membubarkan HTI, karena bertentangan dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945. Untuk itu, sesuai UU Nomor 17/2013 tentang ormas, pemerintah akan membubarkan HTI dengan cara menempuh jalur hukum.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jenderal Agus Subiyanto Sebar 446.219 Prajurit TNI untuk Amankan Pemilu
446.219 prajurit TNI secara serentak di seluruh Indonesia dikerahkan untuk mendukung kelancaran pesta demokrasi jelang hari pencoblosan 14 Februari.
Baca SelengkapnyaEmpat Menteri Bersaksi di Sengketa Pilpres, Semua Dilarang Bertanya Kecuali Hakim
Suhartoyo meminta semua pihak untuk hadir dan mendengrkan kesaksian dari empat menteri terkait.
Baca SelengkapnyaPSI: Hak Angket Digulirkan Politisi yang Tidak Siap Menerima Kekalahan
Ganjar mengajak sejumlah parpol untuk memperkuat hak angket.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Hujan Gerimis Prabowo Kampanye di Sidoarjo, Erick Thohir hingga Bahlil Hadir
Prabowo mengenakan kemaja bewarna biru muda. Dia terlebih dahulu menyapa masyarakat yang telah menunggu ditengah hujan.
Baca SelengkapnyaSinyal Pertemuan Prabowo - Megawati Semakin Kuat, Waketum Gerindra Ungkap Pesan Ini
Sinyal pertemuan itu juga semakin diperkuat, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Habiburokhman yang menyebut pertemuan itu akan terjadi tidak lama lagi.
Baca SelengkapnyaPerwira TNI Penganiaya Anak Pejabat di Purwokerto Dijatuhi Hukuman Disiplin, Ini Sanksinya
Perwira TNI berinisial AP yang terlibat penganiayaan anak pejabat Pangkalpinang di Purwokerto, telah dijatuhi sanksi berat.
Baca SelengkapnyaPeta Partai yang Mendukung dan Menolak Hak Angket Kecurangan Pemilu di DPR
Wacana hak angket untuk mengusut kecurangan Pemilu 2024 masih bergulir.
Baca SelengkapnyaKapolri dan Menhub Tinjau Persiapan Mudik di Gilimanuk hingga Purabaya
Pemerintah mengimbau sebisa mungkin masyarakat sudah memiliki tiket pada H-1 lebaran.
Baca SelengkapnyaKesejahteraan TNI Diungkit dalam Debat Ketiga Capres, Berapa Gaji Anggota TNI Tahun Ini?
Anies Baswedan menyebut banyak prajurit TNI belum punya rumah, tapi Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto menguasai lahan 34.000 ha.
Baca Selengkapnya