Heboh Fenomena Pelangi Kembar di Aceh Besar, Ini Penjelasan BMKG
Merdeka.com - Fenomena pelangi kembar terjadi di Kabupaten Aceh Besar, Kamis (16/6) kemarin. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Provinsi Aceh menyebut fenomena itu merupakan kejadian meteorologis yang spektakuler dan langka.
Menurut Staf Ahli BMKG Provinsi Aceh, Andrean Simanjuntak, fenomena pelangi kembar ini secara fisis terjadi karena posisi matahari yang tidak terhalangi objek apa pun dan berada di bagian atas garis horizon.
"Pelangi terbentuk karena adanya proses fisika optik yang bekerja seperti dispersi, refleksi dan refraksi antara sinar matahari dan tetesan air dari awan cumulonimbus di atmosfer," katanya, Jumat (17/6).
Pembiasan Cahaya
Andrean menjelaskan variasi warna pelangi terjadi karena pembiasan dari cahaya putih, dibiaskan saat terkena tetesan air hujan yang mengandung spektrum. Akibatnya, muncul banyak warna dengan panjang gelombang yang berbeda.
Warna merah memiliki panjang gelombang terpanjang sekitar 600 nanometer sedangkan terpendek yaitu warna ungu sekitar 400 nanometer. Pelangi umumnya berbentuk setengah lingkaran karena dibatasi garis horizon bumi.
Kejadian pelangi kembar di Aceh Besar yang banyak diabadikan warga itu merupakan proses pelangi biasa yang terjadi karena siklus hidrologi. Pelangi kembar muncul karena dibiaskan dua kali oleh tetesan air hujan. Pelangi kedua merupakan inversi dari pelangi pertama, seperti efek bayangan pada cermin.
Terjadi di Bali Tahun Lalu
Warna pelangi pertama akan ada merah di bagian terluar lengkungannya, namun di pelangi kedua warna merah akan ada di bagian dalamnya jika dilihat lebih jelas tetapi salah satu kadang terlihat sedikit kabur.
"Fenomena pelangi kembar tidak bergantung pada musim tertentu, yang penting adanya siklus hidrologi yang menghasilkan awan cumulonimbus dan hujan serta keberadaan matahari yang cukup jelas," ungkap Andrean.
Tahun lalu, tuturnya, pelangi kembar juga pernah terjadi di Bali pada bulan Desember. “Durasinya sekitar sejam, setelah itu perlahan pudar hingga menghilang," jelasnya.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Fenomena Alam Unik, Satu Dari Sembilan ‘Api Abadi’ Ditemukan di Dalam Air Terjun Yang Bersalju
Aneh Tapi Nyata, Satu Dari Sembilan ‘Api Abadi’ Ditemukan di Dalam Air Terjun Yang Bersalju
Baca SelengkapnyaHeboh Pohon Beringin Tua di Alun-Alun Kota Blitar Tumbang, Puluhan Orang Luka-Luka
Kejadian itu bertepatan dengan hujan disertai angin kencang yang melanda Blitar.
Baca SelengkapnyaFOTO: H-4 Lebaran, Ribuan Pemudik Padati Terminal Pulo Gebang
Sebelum Lebaran, sudah 2 ribu lebih pemudik meninggalkan Jakarta menuju kampung halaman melalui Terminal Terpadu Pulo Gebang, Jakarta Timur.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tampang Pemuda Aceh Nekat Pasang Bendera Bulan Bintang di Kantor Polisi, Kini Minta Maaf
Pria itu mengaku emosi pada pihak polsek karena penanganan kasus yang dilaporkannya.
Baca SelengkapnyaSopir Pemerkosa Penumpang Angkot di Aceh Barat Dicambuk 154 Kali
Kejari Aceh Barat mengeksekusi hukuman cambuk sebanyak 154 kali terhadap RD (26), warga Labuhan Haji, Aceh Barat Daya yang terbukti memerkosa penumpang angkot,
Baca SelengkapnyaBMKG Bicara Potensi Puting Beliung Ekstrem Muncul di Jakarta, Apa Cirinya?
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) berbicara soal potensi angin puting beliung ekstrem muncul di DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaCuaca Ekstrem Diprediksi Landa Sejumlah Wilayah Indonesia hingga Pertengahan Maret, Masyarakat Diminta Waspada Banjir
Penyebab kembali tingginya curah hujan akibat fenomena regional seperti gelombang Kelvin, gelombang Rossbi, dan Madden-julian di sejumlah wilayah tanah air.
Baca SelengkapnyaKenalan dengan Rujak U Groh yang Unik dari Aceh, Bahannya dari Batok Kelapa dan Cocok untuk Takjil Berbuka
Rujak khas Aceh ini isiannya batok kelapa. Tertarik mencoba?
Baca SelengkapnyaIbu dan Dua Anaknya Meninggal dalam Posisi Berpelukan akibat Kebakaran Rumah di Aceh Tamiang
Seorang ibu rumah tangga bernama Dewi (37) dan dua anaknya meninggal dunia saat rumah yang mereka tempati di Gampong Sungai Kuruk III, Seruway, Aceh Tamiang.
Baca Selengkapnya