Hashim: Banyak umat Kristiani dan pastur cemas kepada PKS
Merdeka.com - Dewan Penasihat Tim pemenangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, Hashim Djojohadikusumo menceritakan nasib Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebelum bergabung. Menurutnya, banyak para pendeta khawatir gabungnya partai berideologi Islam itu masuk dalam koalisi.
Walau banyak tentangan, Hashim mengaku sudah menjelaskan kepada kawan-kawan termasuk para pendeta soal gabungnya PKS. Alhasil, menurutnya semua bisa menerima penjelasannya.
"Waktu kita umumkan kerja sama dengan banyak partai-partai, banyak umat Kristiani dan pastur-pastur yang cemas kepada PKS. Waktu itu saya ingat, saya undang kawan-kawan, saya jelaskan kenapa saya kerja sama dan mendukung, dan waktu itu pas diskusi waktu itu semua mendukung keputusan," ungkap Hashim saat pidato di acara syukuran tim pemenangan di JCC Senayan, Jakarta, Jumat (18/7).
Tidak hanya itu, Hashim juga menyatakan penyesalannya di hadapan ratusan peserta. Menurutnya, dia pernah melakukan hal yang tidak menyenangkan kepada pimpinan PKS.
"Saya menyesal perlakuan saya di depan pimpinan PKS, dan itu salah saya. Itu dosa besar, tapi setelah 5 tahun akhirnya saya bisa menerima untuk jadi mitra kita, sahabat kita," katanya.
Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra itu menambahkan, bukti PKS sudah menjadi kerabat, yakni kedatangan Anis Matta sebagai presiden partai beberapa waktu lalu di acara serupa. Menurutnya, kedatangan tersebut mewakili semua kader PKS.
"Dua minggu lalu, Pak Anis Matta hadir di antara kita, dan menyatakan bahwa mereka mengerti maksud kita, kecemasan umat Kristiani, dan di situ mereka bilang mendukung Pancasila sebagai dasar negara," ujarnya.
Maka itu, Hashim pun percaya Anis merupakan sosok yang bisa dipegang perkataannya. "Saya kira tak mungkin sekaliber Anis Matta berbohong di depan ribuan umat Kristiani. Prinsip Kristiani untuk merangkul semua orang. Musuh pun harus kita rangkul," terangnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Anies Tegaskan Berada di Luar Pemerintahan Jika Kalah Pilpres 2024
Anies menyebut usai hasil rekapitulasi diumumkan KPU barulah pernyataan resmi bakal diungkapkannya.
Baca SelengkapnyaTak Penuhi Rasa Keadilan, KPK Banding Atas Vonis Eks Komisaris Wika Beton
Hakim kemudian menjatuhkan vonis 5 tahun penjara terhadap terdakwa.
Baca SelengkapnyaJelang Pencoblosan, Anies Berharap Tidak Ada Lagi Pelanggaran Etik
DKPP menyatakan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Hasyim Asy'ari melanggar etik.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Anies Tanggapi Putusan Ambang Batas Parlemen Diubah di Pemilu 2029: Itu Namanya Fair Play
Anies-Cak Imin menanggapi putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang mengabulkan sebagian gugatan ambang batas parlemen harus diubah
Baca SelengkapnyaRemaja Bunuh Satu Keluarga di Penajam Paser Utara Divonis 20 Tahun Penjara, Keluarga Korban Ajukan Banding
Vonis tersebut dijatuhkan majelis hakim dipimpin hakim ketua Budi Susilo dengan anggota Jerry Thomas dan Rihat Satria Pramuda dibacakan pada Rabu 13 Maret 2024.
Baca SelengkapnyaMuncul Gerakan Salam 4 Jari, Anies: Pesan Rakyat Mau Perubahan
Anies memandang gerakan salam empat jari itu mencuat sebagai sebuah pesan yang ingin disampaikan masyarakat.
Baca SelengkapnyaAnies Serahkan soal Hak Angket ke Pimpinan Parpol Koalisi
Sejauh ini Anies masih mengumpulkan bukti-bukti terkait dugaan kecurangan Pemilu.
Baca SelengkapnyaKlaim MenPAN Anas: Banyak PNS Minta Dimutasi ke IKN Nusantara
MenPAN Anas heran atas antusiasme dari para abdi negara untuk berpindah tugas ke ibu kota baru.
Baca SelengkapnyaBapaknya Pejabat Negara, Pria Ini Kenal Megawati Sejak Usia 5 Tahun Hingga Sukses Jadi Kepala Daerah
Anak tokoh nasional dianggap 'akrab' dengan Megawati sejak usia 5 tahun sampai sukses menjadi kepala daerah. Siapa sosok yang dimaksud?
Baca Selengkapnya