Merdeka.com - Turunnya harga bahan bakar minyak bersubsidi yang diumumkan pemerintah pada Senin (19/1), tidak langsung membuat tarif angkutan umum turun. Bahkan, supir bus di Banyumas Jawa Tengah berharap tarif angkutan umum tidak ikut turun.

Seorang sopir bus jurusan Purwokerto-Gombong, Saryo mengemukakan saat ini masih memberlakukan tarif sebelum harga BBM turun.

"Saat ini tarifnya masih Rp 15 ribu, sebelumnya Rp 12 ribu," ujarnya saat ditemui, Kamis (22/1).

Sariyo mengaku keberatan jika tarif bus harus turun, karena beban sopir saat ini cukup tinggi.

"Kalau tarif turun, kami susah untuk mengumpulkan setoran, karena setoran perusahaan juga belum turun dan juga harga suku cadang masih tinggi dan belum turun juga," ucapnya.

Diakuinya, saat tarif bus naik saat harga BBM masih Rp 8.500 per liter, sempat mendapat protes dari penumpang.

"Tetapi ya saat ini kami masih belum menurunkan tarif, kami minta pengertian dari penumpang karena kondisinya saat ini semua harga juga masih tinggi," katanya.

Sementara itu, seorang penumpang angkutan kota di Purwokerto, Uswatun (25) mengaku keberatan jika harga angkutan umum tidak ikut turun saat harga BBM turun.

"Yang jelas, saya berharap pemerintah di daerah bisa mengambil kebijakan untuk menurunkan tarif angkutan umum," ujarnya.

Saat ini tarif angkutan dalam kota di Purwokerto masih Rp 4 ribu untuk jarak jauh maupun dekat. Sebelumnya, tarif angkutan dalam kota masih Rp 3 ribu.

"Saya sendiri berharap harga bisa kembali ke seperti harga sebelumnya saja. Saya rasa tarif sebelumnya cukup adil," jelasnya.

Sementara itu, perwakilan Pemkab Banyumas sedang bertemu dengan pihak Organisasi Angkutan Darat (Organda) Banyumas untuk membahas penyesuaian tarif angkutan. Pemkab berharap pihak Organda agar menurunkan tarif angkutan umum hingga 10 persen.