Merdeka.com - Perempuan Pedagang Kaki Lima (PKL) Monas yang ditangkap Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya pada Senin (22/6) ditangguhkan penahanannya karena sedang hamil. Hal ini dilakukan demi alasan kemanusiaan.

"Selain itu, ia mau bersikap kooperatif dan memberikan laporan seminggu dua kali," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Muhammad Iqbal pada Rabu (24/6).

Namun, menurut Iqbal, penangguhan penahanan tak akan menghentikan proses hukum atas ibu yang sedang hamil 6 bulan tersebut.

"Kasus akan terus berjalan dan kita serius mendalami dan menangani kelompok manapun yang menunggangi terus kita lakukan proses hukum," jelas dia kepada para awak media.

Namun, aksi anarkis para pedagang kaki lima di kawasan Monumen Nasional dan Lenggang Jakarta Pusat membuka kemungkinan muncul tersangka baru atas pengrusakan fasilitas publik di Monas.

"Ada kemungkinan orang lain yang akan ditetapkan sebagai tersangka selanjutnya," kata Iqbal.

Wanita tersebut diduga menjadi provokator penyerangan Satpol PP oleh pedagang kaki lima di Monas, Sabtu pekan lalu. Sejumlah fasilitas umum rusak akibat penyerangan tersebut. Ada lima orang yang tertangkap salah satunya, seorang ibu sedang mengandung anak tersebut.

Kata dia, ibu hamil tersebut dijerat dengan pasal 160 KUHP tentang penghasutan dengan ancaman hukuman maksimal 6 tahun penjara.