Merdeka.com - Usai mencari cumi-cumi di tengah laut, para nelayan yang berada di Kapal Motor (KM) Segimas ditubruk Kapal Tangker MR Navagoh di Perairan Laut Jawa, di koordinat 04 23 950 LS, 110 23 850 BT, Senin (27/7) lalu. Satu nelayan tewas dalam kejadian tersebut.

"Kejadian sekitar pukul 10.40 WIB itu menyebabkan satu nelayan bernama Anton tewas, tiga nelayan hilang dan delapan lainnya selamat dengan luka ringan," kata Kasubdit Dit Pol Air Gakkum Baharkam Mabes Polri, Kombes Pol Fredrik Kalalembang, di Markas Baharkam Mabes Polri, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (30/7).

Fredik menjelaskan, kejadian bermula saat para nelayan kapal KM Segimas milik AA warga Muara Angke, dinahkodai bernama Darno. Darno beserta 12 nelayan tersebut saat itu tengah beristirahat di tengah laut usai malamnya mencari cumi-cumi yang merupakan mata pencahariannya.

"Pada saat nelayan sedang tertidur lelap, dan Nahkoda sedang menimba air, dari arah belakang, kapal tersebut tiba-tiba ditabrak oleh kapal berwarna hitam merah Kapal tengker MT Navagoh," ucapnya.

Usai ditabrak kapal yang datang dari arah Barat Laut ke Selatan yang diperkirakan mengarah ke Surabaya atau Semarang ini, semua nelayan pun terpental dan kapal yang ditumpangi itu hancur berkeping-keping.

"Ada yang tenggelam yaitu Anton yang akhirnya tewas, ada pula yang mengapung dengan kayu pecahan kapal. Sedangkan Kapal MT Navagohnya melarikan diri," ucapnya.

Lanjutnya, setelah dua jam lamanya korban mengapung di pecahan kapal, sebuah Kapal Harapan Jaya 3 yang sedang mancing di lokasi sekitar pun menemukan mereka.

"Kapal Harapan Jaya 3 menemukan delapan korban yaitu Darno, Darsono, Azis, Samudi, Rasiman, Caswita, Tasim dan Suwardi. Sedangkan tiga korban lainnya yaitu Warnoto, Liris dan Warkoni belum ditemukan," paparnya.

Lanjutnya, usai ditemukan, kedelapan korban tersebut kemudian dibawa di bawa KM Harapan Jaya III milik Acai yang merupakan warga Muara Baru, Jakarta Utara ke Polair Polda Metro Jaya untuk diberikan pertolongan serta didata dan diperiksa terkait kejadian tersebut.

"Mereka sedang kami periksa, sedangkan Kapal Tangker MR Navagoh yang melarikan diri itu sampai saat ini masih kami lakukan pencarian," tutupnya.

"Saya saat itu sedang mau ngambil air, sedangkan penumpang lainnya sedang tidur. Tiba-tiba dari belakang kapal besar nabrak kapal saya. Udah deh langsung ketabrak. Saya tenggelam dan mencoba mencari puing kapal agar bisa bertahan. Dua jam kemudian, alhamdulillah ada kapal lain yang menolong," tutur Nahkoda Darno menambahi.

"Saya waktu itu baru tidur pukul 05.00 WIB, pas saya melek, tiba-tiba sudah di dalam air. Saya kira saya mimpi, engga taunya tenggelam," tutup Suwardi, salah satu nelayan yang selamat.