Gusdurian kecam perusakan Masjid Ahmadiyah di Tulungagung
Merdeka.com - Kelompok pengagum Gus Dur atau yang biasa disebut Gusdurian mengecam pengrusakan Masjid Ahmadiyah di Desa Gempolan Kecamatan Pakel, Tulungagung, Kamis (16/5) sekitar pukul 21.30 WIB oleh warga.
Menurut mereka, Indonesia merupakan negara yang majemuk dan menghargai perbedaan, sehingga tak patut melakukan tindakan anarkis hanya karena perbedaan.
"Praktik kekerasan terhadap kelompok minoritas sangat bertentangan dengan undang-undang di negara ini. Di Indonesia itu memiliki beragam keyakinan yang diakui dan dilindungi oleh undang-undang. Sehinga kami mengecam keras tindak kekerasan dan perusakan tempat ibadah warga Ahmadiyah di Tulungagung," tegas Koordinator Jaringan Gusdurian Jawa Timur, Aan Anshori, Jumat (17/5).
Dia meminta polisi mengusut tuntas kasus yang menciderai ke-Bhineka Tunggal Ika-an tersebut. "Pemerintah harus membuat formula khusus agar kekerasan yang mengatasnamakan agama tidak terus terulang di negeri ini. Jangan sampai kasus ini, tapi kemudian terus muncul lagi," kata dia.
Aan Anshori yang juga Presedium Jaringan Islam Anti-Diskriminasi Jawa Timur itu juga menyebut pemerintah tidak pernah serius menyelesaikan semua konflik yang mengatasnamakan agama di Indonesia.
"Tentunya, Presiden SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) harus malu kepada negara-negara lain di dunia jika konflik antar keyakinan terus terjadi di Indonesia. Sebab, beliau (SBY) telah mendapat penghargaan World Statement Award dari AFC (Appeal Conscience Foundation)," tandas dia.
Menurutnya, pemerintah harus mengadopsi pemikiran Gus Dur yang menghargai semua golongan dan agama. "Sebagai seorang tokoh dan pemimpin, Gus Dur selalu menghargai kaum minoritas dan lebih menekankan pada masalah pluralisme," tandas dia.
Sebelumnya, ratusan warga di Tulungagung mengamuk. Mereka melempari Masjid Ahmadiyah dengan batu dan mengakibatkan seluruh kaca masjid hancur. Peristiwa amuk massa itu berlangsung pada Kamis (16/5) sekitar pukul 21.30 WIB.
Tidak ada korban jiwa maupun luka dalam kejadian tersebut. Sebab, polisi dan perangkat desa setempat langsung mengevakuasi tiga penganut Ahamadiyah, yakni; Japar (45), Ketua Ahmadiyah Tulungagung yang juga warga setempat; Edi Susanto (35), jamaah Ahmadiyah warga setempat; dan Rizzal Fazli Mubarrak (24), warga Kelurahan Pondok Udik, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, yang dicurigai sebagai teroris.
Pengrusakan itu diakibatkan datangnya pesiar Ahmadiyah yang sebelumnya tidak lapor ke RT setempat setelah lima hari tinggal di masjid tersebut. Warga resah atas kedatangan Rizal Fazli Mubarrak. Padahal di tahun 2010 MUI, Ranting NU setempat bersama Ahmadiyah di Desa Gempolan telah sepakat menutup segala kegiatan satu-satunya Ahmadiyah di Tulungagung itu. Namun, gerakan Ahmadiyah aliran Qodiyan itu, kembali muncul.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masjid ini membawa misi toleransi di Kota Tangerang.
Baca SelengkapnyaSudah berdiri sejak tahun 1722 tiang penyangga masih terjaga keasliannya hingga sekarang.
Baca SelengkapnyaMasjid unik ini gunakan nama bahasa Sunda bukan Arab. Ini fakta di baliknya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyinggung soal perbedaan awal Ramadan dengan Muhammadiyah. Masyarakat diingatkan untuk saling menghormati perbedaan.
Baca SelengkapnyaPendiri masjid ini berpesan bahwa merusak masjid adalah hal tabu.
Baca Selengkapnya"Umat Islam diimbau untuk tetap menjaga ukhuwah Islamiyah dan toleransi dalam menyikapi potensi perbedaan penetapan 1 Ramadan," kata Menag
Baca SelengkapnyaDi balik keunikannya, penyajian makanan ini menyimpan makna filosofis
Baca SelengkapnyaDulunya Gua Suran digunakan sebagai tempat sujud dan semedi Kyai Ageng Gribig saat belum membuat masjid.
Baca SelengkapnyaMasjid Al-Muhadjirin di Balikbang Gunung, Desa Gunung Teguh, Kecamatan Sangkapura Pulau Bawean ambruk akibat gempa Tuban.
Baca Selengkapnya