Gus Ipul: Sudah ada banyak pengungsi Syiah Sampang pulang
Merdeka.com - Meski mengaku belum berani memulangkan pengungsi Syiah Madura dari penampungan sementara di Rusun Puspa Agro, Jemudo, Sidoarjo, pihak Pemprov Jawa Timur tetap mempersilakan para pengungsi pulang ke tempat asalnya. Dengan catatan, pemulangannya itu secara alami, dan konflik Sunni-Syiah di Sampang, Madura yang terjadi di Tahun 2012 lalu, reda.
Dalam Seminar Nasional bertema 'Pemolisian dan Resolusi Konflik pada Kasus Kekerasan Berlatar Belakang Agama' yang digelar Komisi Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (KontraS) di Hotel JW Marriott Surabaya, Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf mengatakan, saat ini, situasi belum memungkinkan untuk memulangkan warga Syiah yang berada di tempat penampungan sementara di Sidoarjo.
Kata Gus Ipul, sapaan akrab Saifullah Yusuf, para pengungsi diperbolehkan pulang ke tempat asalnya di Kecamatan Omben, Sampang, Madura, asalkan tidak ada unsur paksaan.
"Selain itu, mereka (pengungsi) yang pulang harus melapor ke pemerintah. Sebab, sudah ada road map. Kalau ada yang pulang secara alamiah ya bagus," kata Gus Ipul, Rabu (12/11).
Menurut Gus Ipul, jika ada laporan kepulangan warga Syiah dari pengungsian, maka pemerintah bisa mengantisipasi dan mengambil kebijakan. "Sebenarnya sudah banyak yang pulang. Tapi tidak secara permanen, hanya untuk menggarap sawah. Selesai menggarap sawah ya kembali lagi ke sini (penampungan)," ungkapnya.
Sedangkan terkait pemulangan secara resmi, Gus Ipul yang juga pengurus PBNU ini mengatakan, pihaknya masih menunggu informasi dari pihak kepolisian. Sebab, pihak kepolisianlah yang lebih paham kondisi terkini di Desa Karanggayam, Kecamatan Omben.
"Kita akan mengikuti pihak kepolisian. Di Madura ini ada kultur yang diikuti masyarakat, yaitu bapak, ibu, guru (ulama), rateh (pemerintah). Ulama di sana kita ajak pelan-pelan. Pulang boleh saja yang penting jangan ada kekerasan lagi," pungkasnya.
Di tempat yang sama, Koordinator Pengungsi Syiah, Iklil Al Milal mengatakan, sebenarnya, para pengungsi sangat ingin kembali ke tempat asalnya. Namun, masih ada persoalan yang membuat pengungsi tidak bisa kembali pulang.
"Untuk masalah warga, sudah tidak ada masalah, kita sudah melupakan masalah-masalah yang lalu, hati nurani warga sudah tidak masalah, tapi ada kepentingan-kepentingan lain di atas, ada kelompok-kelompok tertentu yang masih mempersoalkannya, sehingga warga terpaksa tidak bisa kembali pulang. Masih ada persoalan-persoalan elitis yang belum bisa dituntaskan," katanya.
Iklil juga mengakui, sudah ada beberapa pengungsi yang sempat pulang. "Mereka pulang selama lima hari, dan tidak ada masalah. Namun, saat ketahuan polisi, mereka kembali ke penampungan. Di desa memang sudah tidak ada lagi yang kerjakan. Sawah-sawah mereka sudah tidak bisa digarap. Kalau di penampungan, pengungsi mencari nafkah sebagai kuli angkut di Pasar Jemundo," katanya lagi.
Selain mencari nafkah di pasar, para pengungsi juga mendapat jatah hidup dari pemerintah Rp 709 ribu per kepala. "Tapi sekarang jatah uang itu sering terlambat, biasanya uang itu sudah kita terima per tanggal 4, tapi sekarang sering terlambat, bulan inipun, hingga tanggal 11 kita belum terima uang itu, jadi kita hidup juga dari mengandalkan sebagai buru angkut di pasar," keluhnya.
Seperti diketahui, jumlah pengungsi Syiah Sampang, di Rusun Puspa Agro Jemundo, mencapai 235 jiwa, termasuk anak-anak. Mereka diungsikan, pasca-konflik Sunni-Syiah di Desa Karanggayam, Kecamatan Omben pecah pada Agustus 2012 silam.
Sebelum ditarik ke Rusun Puspa Agro Jemundo, para pengungsi Syiah sempat ditampung di GOR Indor Sampang. Kemudian, baru pada Juli 2013, mereka dipindah ke Jemundo, dan belum bisa kembali pulang ke kampung halaman mereka di Omben.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cerita pria dulunya pengemis dan suka mabuk kini berhasil mengubah hidupnya menjadi pribadi lebih baik.
Baca SelengkapnyaPenangkapan dilakukan di dua lokasi berbeda, dimana salah satu tersangka ada pegawai Lapas.
Baca SelengkapnyaKarena dua hari itu masih sepi sehingga pemudik bisa lebih nyaman menempuh perjalanan pulang.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sudah Punah 2 Juta Tahun Lalu, Pohon Ini Kembali Ditemukan Masih Hidup
Baca SelengkapnyaSaat menerima nasi bungkus, kakek ini sengaja tak menghabiskan sayur dan lauknya lantaran untuk sang istri di rumah.
Baca SelengkapnyaSebelum gajah menyerang, seorang warga melakukan pengusiran terhadap gajah tersebut.
Baca SelengkapnyaSempat ditipu hingga ratusan juta, pengusaha bawang goreng satu ini justru makin sukses dengan penghasilan mencapai ratusan juta.
Baca SelengkapnyaAksi pelaku itu diduga disebabkan emosi dan tidak terima ditegur pengurus pesantren karena merokok saat jam puasa.
Baca SelengkapnyaAdit merasa, dari pada bekerja untuk orang lain, lebih baik dia mengembangkan usaha keluarganya agar lebih sukses.
Baca Selengkapnya