Merdeka.com - Aktivitas Gunung Slamet yang berada di perbatasan lima kabupaten, yakni Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Tegal dan Brebes, Jawa Tengah masih didominasi gempa tremor, lontaran pijar dan sinar api. Bahkan, dalam 12 jam terakhir, pada Sabtu (30/8) terus terjadi tremor.

Kepala Pos Pengamatan Gunung Slamet di Desa Gambuhan, Pemalang, Sudrajat mengemukakan tremor yang terjadi relatif konstan. "Dalam 12 jam terakhir sejak pukul 00.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB, tremor terus berlangsung dengan kisaran amplitudo antara 15-45 milimeter yang didominasi pada kisaran 25 milimeter," jelasnya, Sabtu (30/8).

Lebih jauh, ia mengungkapkan aktivitas vulkanik Gunung Slamet masih tetap tinggi. Dalam perkiraannya, kemungkinan terjadi pertumbuhan kubah lava baru di Gunung Slamet. "Tremor yang terus menerus berlangsung menunjukkan adanya aliran fluida dan bisa jadi adanya pertumbuhan kubah lava," katanya.

Dari pengamatan di Pos Gambuhan, pada pukul 00.00 WIB hingga pukul 06.00 WIB, terlihat lontaran material pijar sebanyak 56 kali dengan ketinggian 300-500 meter. Selain itu, ada 81 kali sinar api setinggi 50-200 meter.

Selain lontaran material dan sinar api, juga terdengar enam kali suara dentuman serta 57 kali suara gemuruh sedang sampai kuat. "Bahkan, pada enam jam sejak pagi hingga siang, terlihat asap putih tebal dengan ketinggian 50-300 meter," lanjut Sudrajat.

Terpisah, Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyumas Prasetyo Budi mengatakan, pihaknya saat ini telah menyiapkan jalur-jalur evakuasi di tiga kecamatan yang termasuk dalam kategori kawasan rawan bencana yang meliputi Sumbang, Baturraden dan Kedungbanteng.

"Dari Dinas Sumberdaya Air dan Bina Marga (SDABM) juga telah melakukan perbaikan jalur evakuasi di tiga kecamatan tersebut. Jalan-jalan tersebut telah ditambal dan nantinya dapat dipakai warga, jika kondisi Gunung Slamet memburuk," katanya.

Pada pekan depan, lanjut Prasetyo, pihaknya akan memasang rambu di jalur evakuasi untuk memudahkan warga mengungsi di saat genting. "Dengan adanya petunjuk arah tersebut, diharapkan mempermudah warga saat mengungsi jika kondisi memburuk," tuturnya.