Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Gumilar mengaku restui duit sewa BNI 46 dipakai proyek TI UI

Gumilar mengaku restui duit sewa BNI 46 dipakai proyek TI UI Gumilar Soemantri. ©2012 merdeka.com / Putri Artika R.

Merdeka.com - Rektor Universitas Indonesia 2007-2011, Gumilar Rusliwa Somantri, mengakui memerintahkan dan merestui penggunaan uang sewa gedung Bank BNI 46 sebesar Rap 50 miliar, buat dipakai dalam proyek pemasangan teknologi informasi di perpustakaan pusat UI. Dia mengatakan tidak tahu secara teknis penggunaan duit itu.

"Saya katakan saat itu silakan pergunakan dengan baik. Waktu itu saya merasa itu hal berguna. Silakan pakai uang sewa itu, tapi melekat imbauan moral supaya semua orang yang ikut dalam proyek melakukan sesuai aturan yang berlaku," kata Gumilar saat bersaksi dalam sidang terdakwa Tafsir Nurchamid, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Rabu (3/9).

Menurut Gumilar, UI sebenarnya sudah pernah menerima uang santunan dari pemerintah sebesar Rp 70 miliar, karena peringkatnya terus menanjak di antara 16 ribu universitas taraf dunia. Dia mengatakan, duit itu habis terpakai buat memperbaiki infrastruktur perpustakaan supaya memenuhi standar dunia.

"Uang itu dipakai membangun perpustakaan Rp 70 miliar dan masih kurang. Karena tuntutan perpustakaan saat ini juga harus dipakai untuk mengakses karya tulis dalam bentuk elektronik. Seperti e-journal, e-book, dan lainnya," ujar Gumilar.

Alhasil, Gumilar mencoba melobi Bank BNI 46 supaya mau mengucurkan dana buat pembangunan TI. "Secara teknis rektor tidak tahu. Bagi saya, saya berusaha mencari uang buat universitas melalui lobi. Untuk saya, saya memahami peran saya hanya sampai di situ," sambung Gumilar.

Namun menurut jaksa di situlah letak titik mula perkara ini. Dalam dakwaan Tafsir dipaparkan, pada 2010 Gumilar memimpin rapat penataan lingkungan kampus. Dalam pertemuan itu, Tafsir mengusulkan ada pengadaan dan pemasangan perangkat teknologi informasi di perpustakaan UI sudah direnovasi. Tetapi, anggarannya nihil.

Alhasil, Gumilar mengambil keputusan dengan menyewakan salah satu ruangan di perpustakaan UI kepada Bank Nasional Indonesia 46, seharga Rp 50 miliar. Kemudian, guna memenuhi kebutuhan proyek TI UI, dia memerintahkan salah satu petinggi di kampus kuning, Donanta Dhaneswara, supaya duit sewa BNI 46 dipakai buat membiayai proyek. Donanta lantas menghubungi Tafsir menjabat sebagai Wakil Rektor II Bidang Sumber Daya Manusia, Keuangan, dan Administrasi Umum Universitas Indonesia.

"Keputusan itu diambil tanpa melalui proses revisi rencana kerja tahunan dan belum mendapat persetujuan Majelis Wali Amanat," kata Jaksa Supardi saat membacakan dakwaan Tafsir.

Tafsir bersama-sama dengan Donanta Dhaneswara, Tjahjanto Budisatrio, Dedi Abdurahman Saleh, atas restu dari mantan Rektor UI, Gumilar Rusliwa Sumantri, juga disebut menetapkan pagu anggaran pengadaan dan pemasangan TI sepihak. Yakni sebesar Rp 50 miliar, dibagi dalam beberapa kategori. Antara lain pengadaan perangkat TI sebesar Rp 21 miliar, pemasangan TI Rp 21 miliar, pembayaran pajak proyek Rp 5 miliar, dan disimpan di kas UI Rp 3 miliar.

"Tetapi penetapan pagu anggaran itu tidak melalui proses revisi rencana kerja tahunan, tanpa persetujuan Majelis Wali Amanat, serta tidak didasarkan atas analisa kebutuhan kampus dan hanya berdasarkan perkiraan terdakwa," kata Jaksa Supardi.

Tafisr juga kerap meminta panitia pengadaan Cahrizal Sumabrata, Afrizal, dan lainnya selalu mengarahkan PT Makara Mas supaya bisa menjadi pemenang pekerjaan proyek. Padahal sebenarnya perusahaan itu tidak memiliki kualifikasi dalam melaksanakan proyek pengadaan dan pemasangan TI. Alhasil, tambah Jaksa Supardi, PT Makara Mas menggunakan perusahaan bayangan bernama PT Netsindo Inter Buana buat mengikuti proses lelang dan menang.

"Terdakwa telah menyalahgunakan wewenang dengan meminta memenangkan perusahaan tertentu. Yakni mengarahkan pengadaan sebisa mungkin dilakukan PT Makara Mas, padahal penawarannya lebih mahal dari perusahaan lainnya." ujar Jaksa Supardi.

Karena Makara Mas tidak memenuhi kualifikasi, akhirnya proses pengadaan dan pemasangan TI meleset dari target. Mereka ternyata membeli unit komputer personal merek Apple bukan dari pemasok utama. Apalagi, harganya juga sudah dinaikkan. Banyak barang-barang akhirnya tidak terpasang, atau terpasang dan berfungsi tapi tidak optimal. Karena mesti memperbaiki beberapa komputer tidak terpasang dengan baik, alhasil biaya pekerjaan pemasangan membengkak karena ada biaya tambahan buat memperbaiki. Duit itu ditagihkan ke UI.

(mdk/dan)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Cara Hilangkan Lendir dan Bau Amis Belut Tanpa Jeruk Nipis, Hanya dengan 1 Bahan Dapur
Cara Hilangkan Lendir dan Bau Amis Belut Tanpa Jeruk Nipis, Hanya dengan 1 Bahan Dapur

Lendir dan bau amis belut pada belut sering kali sulit untuk dihilangkan. Yuk simak caranya!

Baca Selengkapnya
Alat ini Diklaim Bisa Bedakan Ledakan Bom Nuklir Bawah Tanah atau sedang Terjadi Gempa
Alat ini Diklaim Bisa Bedakan Ledakan Bom Nuklir Bawah Tanah atau sedang Terjadi Gempa

Ilmuwan menyebutkan usaha yang dilakukannya ini mempunyai akurasi 99 persen.

Baca Selengkapnya
Mudah Ditemukan di Sekitar Rumah, Berikut 5 Buah Segar Penurun Gula Darah
Mudah Ditemukan di Sekitar Rumah, Berikut 5 Buah Segar Penurun Gula Darah

Beberapa buah manis yang mudah ditemui di sekitar rumah ini bisa bantu turunkan gula darah loh! Berikut daftarnya.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Begini Seharusnya Uang THR Dikelola, Pakai Rumus 10-20-60-10
Begini Seharusnya Uang THR Dikelola, Pakai Rumus 10-20-60-10

Dana darurat dapat disimpan untuk keadaan tak terduga seperti kecelakaan, kerusakan rumah, atau kehilangan pekerjaan.

Baca Selengkapnya
Kejati DKI Tunjuk 6 Jaksa Pelajari Berkas Pemerasan Firli Bahuri Setebal 0,85 Meter
Kejati DKI Tunjuk 6 Jaksa Pelajari Berkas Pemerasan Firli Bahuri Setebal 0,85 Meter

Apabila berkas perkara tersebut dinyatakan lengkap alias P21 maka akan dilanjutkan dengan penyerahan barang bukti lengkap dengan tersangkanya.

Baca Selengkapnya
Tersisa 6 Bulan, Begini Rupa Pembangunan IKN Nusantara yang Bakal Gelar HUT RI Ke-79
Tersisa 6 Bulan, Begini Rupa Pembangunan IKN Nusantara yang Bakal Gelar HUT RI Ke-79

Tampak beberapa gedung inti pemerintahan yang kian menunjukkan bentuknya.

Baca Selengkapnya
Luhut Akui Ada Tenaga Kerja Asing di Proyek Hilirisasi: Jumlahnya 15 Persen Saja
Luhut Akui Ada Tenaga Kerja Asing di Proyek Hilirisasi: Jumlahnya 15 Persen Saja

Luhut memastikan porsi TKA itu nantinya akan berkurang seiring dengan banyak dilatihnya SDM lokal untuk industri hilirisasi.

Baca Selengkapnya
19.000 Lebih Pemudik Padati Stasiun Gambir, 40 Rangkaian Kereta Disiapkan Tiap Hari
19.000 Lebih Pemudik Padati Stasiun Gambir, 40 Rangkaian Kereta Disiapkan Tiap Hari

Pemudik yang turun di zona drop off terlihat membawa tas dan banyak barang hingga ke area tunggu

Baca Selengkapnya
Prajurit TNI Bikin 'Es Komando', Cara Pembuatannya Jadi Sorotan Diaduk Pakai Senjata Sangkur
Prajurit TNI Bikin 'Es Komando', Cara Pembuatannya Jadi Sorotan Diaduk Pakai Senjata Sangkur

Es tersebut nampak terlihat segar dan menggoda selera. Bukan hanya itu, cara mengaduk dalam pembuatan es ini dinilai sangat tak biasa.

Baca Selengkapnya