Merdeka.com - Gubernur Jambi Hasan Basri Agus mendorong orang rimba di Jambi hidup menetap, dan langkah ini dilakukan mengingat menipisnya kawasan hutan yang menjadi wilayah jelajah orang rimba.

"Sebagian besar kawasan hutan telah beralih fungsi menjadi perkebunan kelapa sawit dan hutan tanaman industri (HTI). Sehingga, orang rimba yang hidup nomaden diharapkan dapat menetap dan tidak lagi berpindah-pindah," kata Gubernur di Jambi, Rabu (1/4), dikutip dari Antara.

Hasan Basri mengatakan bahwa Pemprov Jambi telah menyiapkan beberapa langkah agar orang rimba dapat menetap, seperti mendirikan rumah, penyediaan air bersih dan bekerjasama dengan perusahaan HTI.

Menurutnya, sudah ada beberapa kelompok orang rimba yang ada di Kabupaten Sarolangun telah hidup menetap. Seperti di Bukit Suban, Kecamatan Air Hitam (Jambi), karena mereka telah bersosialisasi dengan masyarakat setempat.

"Tokoh orang rimba di Bukit Suban yang bernama Temenggung Tariff atau H Jailani telah memeluk agama Islam dan dia sudah naik haji," kata Hasan Basri.

Untuk mereka yang belum bisa menetap pemerintah menekankan kepada pengusaha HTI menyisihkan lahan seluas 20 persen untuk penghidupan orang rimba sebagai daerah jelajah.

"Kami memiliki komitmen kuat agar perusahaan dapat menyisihkan lahannya untuk orang rimba sebagai tempat penghidupan mereka," ujarnya.

Bagi orang rimba yang telah menetap, pemerintah akan terus melakukan pembinaan melalui beberapa program. Baik pendidikan, kesehatan maupun kegiatan lain yang dapat meningkat kemampuan sumber daya manusia.

"Jika orang rimba dapat menetap maka pemerintah akan mudah melakukan berbagai pembinaan terhadap suku adat terpencil. Sebenarnya orang rimba saat banyak yang sudah maju, sudah ada yang memiliki kendaraan," katanya.

Gubernur juga berharap Radio Benoor FM yang dikelola orang rimba di Bukit Suban Kecamatan Air Hitam Sarolangun, dapat menjadi sarana edukasi kepada mereka, apalagi bahasa yang digunakan menggunakan bahasa mereka sendiri.