Merdeka.com - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo meminta aparat penegak hukum untuk mengawasi ketat warga binaan yang sedang menjalani program asimilasi. Jika kembali berulah, diminta untuk menangkapnya lagi.

"Kalau berulah, ambil lagi saja, jangan kelamaan. Semua sekarang harus menjaga dan mengawasi. Setiap napi yang mendapatkan hak asimilasi di Jateng, kami minta dipantau terus," kata Ganjar Pranowo, Kamis (16/4).

Beberapa kepala desa di Jateng, sudah ada yang melaporkan tentang maraknya aksi kriminalitas di daerahnya masing-masing. Ada ibu-ibu yang sedang jalan kemudian dijambret, serta aksi kejahatan lainnya muncul yang membuat resah masyarakat.

"Setiap daerah harus menggiatkan lagi gerakan poskamling untuk saling menjaga keamanan. Kalau perlu, para napi asimilasi itu diawasi dan diminta melaporkan kegiatan mereka sehari-hari," ungkapnya.

Terkait pengawasan terhadap para narapidana program asimilasi yang ada di daerahnya untuk dimintai data. Dengan adanya data untuk memudahkan pengawasan.

"Para Babinsa, Babhinkamtibmas, BIN, Lurah, RT, RW harus membantu melakukan pengawasan. Setiap napi program asimilasi yang ada di daerahnya, harus terdata dan dipastikan tidak melakukan tindakan kejahatan," jelasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya sejumlah napi asimilasi kembali melakukan aksi kejahatan usai bebas dari tahanan. Direktorat Jenderal Pemasyarakatan ada 12 narapidana yang kembali berulah setelah dibebaskan melalui program asimilasi ini.

Sedangkan pemerintah mengeluarkan kebijakan mengeluarkan sejumlah narapidana dari sel tahanan. Program asimilasi dan integrasi di tengah wabah covid-19 ini diambil untuk mengurangi penyebaran virus.

Di Jawa Tengah, 2000 lebih narapidana yang menghuni sejumlah rumah tahanan dibebaskan. Mereka yang dibebaskan merupakan narapidana tindak pidana umum yang telah memenuhi persyaratan tertentu.