Gigihnya siswa SD di Kepri menerjang banjir demi belajar
Merdeka.com - Sekolah, rumah kedua bagi anak selain kediamannya bersama orang tua. Di sekolah-lah seorang anak 'digembleng' agar dapat menghadapi dunia sesungguhnya.
Pada tahap awal, di sekolah dasar seseorang mulai belajar mengenal huruf, angka, membaca dan berhitung. Hal itu pula yang diajarkan para guru di SDN 011 Sering Barat, Kabupaten Pelalawan, Kepulauan Riau. Sekolah Dasar yang memiliki 99 siswa tersebut dapat ditempuh sekitar 1,5 jam dari Bandara Internasional.
SDN 011 Sering Barat berbentuk letter L. Didirikan tahun 1994 dan mulai dioperasikan tahun 1996. Nurhamimah Nasution, Guru sekaligus Koordinator Perpustakaan SDN 011 Sering Barat bercerita, berdirinya sekolah tempatnya mencari nafkah tersebut memang dilengkapi dengan sejumlah buku peralatan belajar mengajar lainnya. Di sekolah ini, para siswa pun tidak dipungut biaya alias gratis.
"Ini sekolah sengaja dibangun untuk anak-anak nelayan yang penghasilan orang tuanya masih kurang. Jadi siswa tidak dipungut biaya," tutur Nurhamimah saat ditemui merdeka.com di SDN 11 Sering Barat, Pelalawan, Kepulauan Riau, Minggu (24/11).
Namun, perlengkapan yang disediakan Pemerintah Daerah (Pemda) setempat nampaknya hanya ala kadarnya. Ini terlihat ketika Nurhamimah menceritakan kebingungannya saat pertama kali mengajar.
"Awalnya mah bingung. Buku yang ada sedikit, sedangkan kalau seumuran anak SD itu kan senangnya baca buku yang bergambar, tulisannya gede-gede sama sedikit-sedikit," curhat Nurhamimah
Buku yang dimaksud Nurhamimah ialah buku cerita bergambar. "Kalau buku bergambar itu lebih mudah bagi anak buat mencerna apa yang diberikan. Jadi misalkan di buku pelajaran nanti diajarin begini begini, nah lewat buku bergambar itu perumpamaan yang kita (guru) berikan. Jadi anak paham," paparnya.
Selain itu, Pemda setempat seakan tutup mata dan telinga atas nasib SDN 11 ketika musim penghujan tiba. Karena sekolah selalu terendam banjir akibat luapan Sungai Kampar. Mengenai solusi dan bantuan ke sekolah, Nurhamimah mengatakan, belum ada.
"Iya, kalau hujan lebat, sekolah jadi banjir. Mulai banjir-banjirnya itu sekitar tahun 2010-an, pernah sampai setinggi pinggang orang dewasa," terangnya.
Saat banjir, pihak sekolah pun terpaksa meliburkan para siswanya. "Biasanya banjir bisa sampai 2 bulan," ucap perempuan kelahiran Mandailing Natal tahun 1972 silam tersebut.
Namun, walaupun diliburkan semangat belajar siswa tak dapat dibendung. Kala air sudah setinggi mata kaki orang dewasa, sekolah tetap masuk. Karena guru hanya mengikuti keinginan peserta didiknya.
"Kalau cuma setinggi mata kaki mah anak-anak biasanya nggak mau diliburin. Padahal kalau orang dewasa aja sudah semata kaki, buat anak-anak mah bisa semata kaki mereka lebih. Tapi mereka tetap semangat buat ke sekolah. Ya paling jadi nggak pakai sepatu," ucap Nurhamimah sambil tersenyum tipis.
"Murid-murid di sini mah pinter naik sampan. Jadi kalau banjir-banjir pun nggak masalah, karena rumah mereka juga biasanya terendam banjir. Orang tua mereka kan juga nelayan jadi paling tidak mereka suka bantu nyari ikan," pungkas Nurhamimah.
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Detik-Detik Dramatis Penyelamatan Siswi SMP di Lampung Disekap dan Diperkosa 10 Remaja
Seorang siswi SMP di Lampung inisial NA, disekap dan diperkosa secara bergilir oleh 10 pria selama tiga hari.
Baca SelengkapnyaHeroik! Siswa SD Lolos dari Penculikan & Pencabulan, Tendang Kemaluan Pelaku & Renang di Sungai Arus Deras
Peristiwa itu bermula saat korban pulang sekolah berjalan kaki seorang diri di kawasan Sematang Borang, Palembang,
Baca SelengkapnyaBangunan SD Negeri di Lumajang Ambruk Diterjang Hujan dan Angin Kencang
Bangunan Sekolah Dasar (SD) Negeri Pandansari 1, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang ambruk akibat dihantam hujan dan angin kencang.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kondisi Sekolah MAN di Desa Munjungan Trenggalek Usai Banjir Menerjang, Dipenuhi Lumpur Tebal
Sebanyak tujuh kecamatan teredam banjir dan satu kecamatan lainnya longsor.
Baca SelengkapnyaDetik-Detik Atap SMA Negeri 1 Ciampea di Bogor Ambruk, Sejumlah Siswa Dikabarkan Luka-Luka
Atap ambruk diduga tak kuat menahan tingginya debit air hujan yang mengguyur Bogor sejak Kamis dini hari.
Baca SelengkapnyaPerkara 8 Siswa Binus School Serpong Pelaku Perundungan Segara Dilimpahkan ke Kejaksaan
Lantaran upaya diversi yang dilakukan pihak Kepolisian tidak menemui kesepakatan antara korban dengan 8 anak berhadapan hukum (ABH).
Baca SelengkapnyaIbunya Sudah Meninggal, Siswi SD ini Rawat Adiknya Hingga Sekolah pun Sambil Menggendongnya
Kisah siswi SD yang merawat adiknya usai ibunya meninggal begitu menyentuh hati. Dia bahkan sampai membawanya ke sekolah.
Baca SelengkapnyaGunung Lewotobi Laki-Laki Erupsi, Ratusan Pengungsi Mulai Terserang Penyakit
Kurang lebih 500 warga yang mengungsi di sejumlah posko di Wulanggitang dan Sekolah Dasar Kemiri
Baca Selengkapnya20 Ribu Warga Karanganyar Demak Belum Mencoblos karena TPS Terendam Banjir
Direncanakan, pencoblosan dilakukan maksimal pada 24 Februari 2024, atau 10 hari pasca Pemilu.
Baca Selengkapnya