Merdeka.com - Ratusan mahasiswa dari berbagai elemen yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Solo Raya (AMS), menggelar aksi demonstrasi di depan Balai Kota Solo, Selasa (18/11) pagi. Dengan berbagai atribut bendera, spanduk dan poster yang berisi kecaman terhadap pemerintahan Joko Widodo, mereka menggelar orasi. Mereka menuding mantan wali kota Solo tersebut tidak konsisten dengan janji-janji saat kampanye serta melukai hati rakyat Indonesia.

"Kebijakan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) itu jelas melukai hati rakyat Indonesia. Jokowi telah mengingkari janjinya saat kampanye yang katanya pro rakyat," teriak Eko Pujianto, koordinator aksi, saat berorasi.

Menurut Eko, keputusan Jokowi tersebut menjadi yang pertama kali dalam sejarah di Indonesia, dimana kenaikan harga BBM dilakukan saat harga minyak dunia justru mengalami penurunan signifikan. Selisih harga minyak dari yang tercantum di APBN 2014 dengan harga minyak sekarang yang ada di kisaran US$ 74,29 per barel sebesar 30 persen. Sementara disisi lain pelemahan nilai tukar rupiah sebesar 5 persen.

"Kenaikan harga BBM ini diputuskan ditengah carut marutnya pengelolaan migas di Indonesia. Penguasaan asing atas kekayaan migas menjadi bukti valid. Perusahaan asing dalam bentuk Multi National Corporation (MNC) telah menguasai sebagian besar blok migas di Indonesia," tandasnya.

Eko menambahkan, selain memberantas mafia migas solusi lain yang bisa dilakukan untuk menghindarkan kenaikan BBM adalah dengan mengambil alih pengelolaan blok-blok migas yang dikelola perusahaan asing. Menurut informasi yang mereka peroleh pada 2014 hingga 2021 ada beberapa blok besar yang akan habis masa kontraknya.

"Salah satunya adalah blok Mahakam. Kalau itu bisa diambil alih dan dikelola sendiri hasilnya akan jauh lebih besar," imbuhnya.

Selain berorasi mereka juga melakukan aksi bakar ban yang mengakibatkan kepulan asap hitam di seputaran patung Slamet Riyadi. Aksi para mahasiswa ini juga membuat arus lalu lintas di kawasan Jalan Jendral Sudirman dan Slamet Riyadi padat itu tersendat. Hal ini membuat para polisi lalu lintas bekerja ekstra untuk menjaga agar tidak terjadi kemacetan.

Dalam aksi tersebut mereka juga menantang wali kota Solo, FX Hadi Rudyatmo (Rudy), untuk merealisasikan janjinya, ikut berdemo menolak kenaikan harga BBM. Namun disaat bersamaan, Rudy sedang berada di Jakarta untuk menemui Jokowi.

Wakil Wali Kota Ahmad Purnomo yang menemui para demonstran mengatakan, akan mendengarkan aspirasi para mahasiswa. Pemerintah Kota (Pemkot) Solo, kata Purnomo, sejak awal konsisten menolak kenaikan harga BBM bersubsidi. Berbagai upaya telah dilakukan, namun pemerintah pusat telah mengambil kebijakan yang tak populis tersebut.

"Saya dan pak wali kota, sejak awal telah menolak kenaikan harga BBM. Di Indonesia kita yang pertama menolak. Kita sudah berupaya maksimal, pak wali sudah kirim surat ke presiden. Bahkan beliau saat ini berada di Jakarta dan ketemu pak Jokowi, untuk menyampaikan aspirasi. Tetapi keputusannya BBM tetap naik," ucap Purnomo yang ikut membaur bersama mahasiswa.

Meski telah gagal mengusulkan agar BBM tidak dinaikkan, Pemkot Solo, masih kata Purnomo akan mengupayakan, agar dampak kenaikan BBM tidak memberatkan rakyat. Pihaknya akan ikut mengawal agar harga-harga kebutuhan pokok di pasar tidak terkena imbasnya. Aksi mahasiswa tersebut diakhiri dengan pembacaan sikap, yakni menolak kenaikan harga BBM, pembubaran SKK migas, revitalisasi pengelolaan migas, dan nasionalisasi aset migas.