Gelar sidang etik, UGM tak akan keluarkan Florence
Merdeka.com - Dalam waktu tiga hari ke depan, UGM akan menggelar sidang etik terhadap Florence Sihombing mahasiswa S2 Kenotariatan yang dilaporkan polisi karena membuat status yang menghina warga Yogyakarta. Meski akan disidang, namun pihak kampus membeberkan bahwa dalam sidang etik sangat kecil kemungkinannya memberikan sanksi drop out pada Florence.
Menurut Dekan Fakultas Hukum UGM, Dr Paripurna, sanksi yang dimiliki dalam sidang etik yaitu sanksi peringatan, pembinaan dan skorsing.
"Kalau dikeluarkan kemungkinannya sangat kecil, sanksinya itu biasanya peringatan dan skors," kata Paripurna seusai menemui Florence di Polda DIY, Senin (01/09).
Sebagai institusi pendidikan, lanjut Paripurna, UGM tidak hanya bertugas mendidik dan mengajarkan ilmu pengetahuan tapi juga melakukan pembinaan etika kepada mahasiswanya. "Kami tugasnya juga melakukan pembinaan etika mahasiswa," ujarnya.
Sebelumnya, jajaran rektorat UGM, termasuk Rektor UGM, Pratikno sudah mendatangi Polda dan bertemu dengan Kapolda DIY untuk meminta maaf dan juga membahas penyelesaian kasus Florence.
"Tadi pagi saya dan pak Pratikno sudah bertemu dengan kapolda dan meminta maaf, semoga kasus ini tidak dibawa ke ranah hukum," pungkasnya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Petisi disampaikan oleh Prof Koentjoro di Balairung UGM bersama guru besar UGM, dosen, hingga mahasiswa turut hadir.
Baca SelengkapnyaKetiga pakar bidang hukum itu merupakan saksi meringankan Firli saat gugatan praperadilan di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan beberapa waktu lalu.
Baca SelengkapnyaGanjar Pranowo menanggapi Petisi Bulaksumur yang disampaikan sejumlah civitas akademisi UGM
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Polisi telah memeriksa delapan orang saksiuntuk mengusut laporan dugaan pelecehan seksual.
Baca SelengkapnyaFaizal mengatakan kliennya telah dicecar sebanyak 32 pertanyaan selama 3 jam.
Baca SelengkapnyaGielbran mendapatkan serangan setelah menganugerahkan gelar "Alumnus UGM Paling Memalukan" kepada Jokowi.
Baca SelengkapnyaDi depan Gedung Rektorat Universitas Pancasila, salah satu koordinator aksi Dio Marcelino menyampaikan orasinya.
Baca SelengkapnyaETH meminta penundaan pemeriksaan hingga Kamis, 29 Februari
Baca SelengkapnyaAturan mengenai batas usia Capres-Cawapres digugat ke MK pda Senin (21/7).
Baca Selengkapnya