Merdeka.com - Meski baru menikah dua pekan, rona bahagia tak lagi tampak di wajah Satkoh Jamilah Siregar (22). Yang ada hanya kesedihan, karena perempuan ini harus mendekam dalam ruang tahanan Polsek Medan Baru.

Satkoh harus menghuni penjara dan terpisah dari suaminya Darwan, mulai Selasa (14/1), setelah dia disangka menggelapkan Rp 214 juta dari toko mainan Momocow, Jalan Nibung, Medan, tempatnya bekerja.

"Dia dilaporkan pemilik toko, Ani, atas kasus penggelapan. Tersangka melanggar Pasal 372 jo 378 KUHP dengan ancaman hukuman 5 tahun penjara," jelas Kanit Reserse Kriminal Polsek Medan Baru Iptu Aleksander Piliang, Rabu (15/1).

Ani mengadukan tindak penggelapan itu ke Polsek Medan Baru pada 25 Desember 2013. Dia membuat pengaduan setelah menyadari terdapat Rp 214 juta yang hilang dari toko miliknya.

Setelah ditelusuri, ternyata Satkoh yang menggelapkan uang itu. Warga Jalan Pancing II ini menyunat uang yang seharusnya disetorkan ke bank. Tindakan itu dilakukannya bertahap selama 6 bulan, sehingga total uang yang digelapkannya menjadi Rp 214 juta.

"Setelah dilaporkan, tersangka akhirnya menyerahkan diri," ucap Aleksander.

Uang yang digelapkan, digunakan Satkoh untuk menghidupi keluarganya. Sebagian di antaranya ditengarai juga dipakai untuk membiayai pesta pernikahannya dengan Darwan pada 31 Desember lalu.

"Sebagian dipakai untuk pesta nikah, jumlahnya sekitar Rp 20 jutaan, ada rinciannya," tutur Aleksander.

Namun, Satkoh membantah tudingan uang hasil penggelapan itu dipakai untuk menggelar pesta pernikahan. Dia beralasan seluruh uang itu untuk membiayai kehidupan keluarganya.

Satkoh pun mengaku kecewa dan sedih karena tidak satu pun anggota keluarganya itu datang menjenguk setelah dia masuk penjara. "Padahal selama ini aku bekerja untuk mereka. Cuma suamiku yang datang," ujarnya.