Gedung Setneg, tempat kongko sosialita di zaman Belanda
Merdeka.com - Gedung Sekretariat Negara (Setneg) yang berada di lingkungan Istana Kepresidenan terbakar pada Kamis (21/3) sore. Amukan si jago merah itu mengakibatkan rapat terbatas SBY dengan para menteri terpaksa dihentikan. Meski api melalap hampir sebagian besar gedung, pihak istana menegaskan, tidak ada korban atau dokumen penting yang terbakar.
Gedung Setneg merupakan bangunan peninggalan Belanda yang berada di lingkar Jalan Medan Merdeka Utara, Jalan Juanda, dan Jalan Veteran III, Jakarta Pusat. Gedung tersebut salah satu saksi sejarah pemerintahan Belanda di Indonesia.
Zaman kolonial Belanda, gedung tersebut bernama Harmonie Societiet ketika didirikan pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Reinier de Klerk tahun 1776. Sebenarnya Gedung Harmonie berada di kawasan benteng pertahanan bernama Rijswijk yang bertujuan untuk menjaga jalan masuk kota dari arah selatan.
Namun seiring waktu, bangunan itu beralih menjadi tempat perkumpulan (societeit) dan pesta orang Belanda. Sementara pengerjaannya mulai dilaksanakan pada tahun 1810, pada pemerintahan Gubernur Jenderal Daendels.
Daendels memerintahkan anak buahnya bernama Mayor Schultze yang telah merancang istana di lapangan Banteng untuk merancang gedung perkumpulan di Rijswijk. Awalnya, bangunan untuk pertemuan itu berada di Jalan Pintu Besar Selatan. Namun, karena kawasan itu semakin kotor, Daendels memindahkan bangunan tersebut ke pojok Jalan Veteran dan Majapahit.
Pembangunan Daendels kemudian dilanjutkan oleh Gubernur Jenderal Inggris Raffles dan dibuka secara resmi pada Agustus 1868. Pembukaan gedung ini bertepatan dengan perayaan ulang tahun Ratu Charlotte dari Inggris.
Pada tahun 1985, untuk kebutuhan pelebaran jalan dan tempat parkir kantor Sekretariat yang mengakibatkan, gedung Harmonie dirobohkan.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejarah Pesanggrahan Menumbing, Saksi Bisu Pengasingan Tokoh Nasional dan Perjanjian Roem-Royen
Bangunan yang didirikan kolonial Belanda ini pernah menjadi tempat pengasingan Soekarno dan tokoh nasional lainnya.
Baca SelengkapnyaSejarah Padang Mangateh, Peternakan Tertua dan Terbesar di Sumatra Barat Warisan Kolonial
Sebuah daerah khusus peternakan ini dikenal mirip seperti padang rumput yang berada di Selandia Baru dan didirikan langsung oleh Pemerintah Hinda Belanda.
Baca SelengkapnyaMenengok Rumah Pengasingan Bung Karno di Bengkulu, Suasana Asri dengan Sentuhan Arsitektur Klasik
Provinsi Bengkulu pernah menjadi tempat pengasingan Presiden Soekarno selama era sebelum kemerdekaan dalam rentang tahun 1938-1942.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Cerita Sejarah Stasiun Tanjung Priok, Atapnya Mirip Stasiun Belanda dan Pernah Terbengkalai
Sekilas tentang Stasiun Tanjung Priok yang konon atapnya terinspirasi dari stasiun besar di Amsterdam.
Baca SelengkapnyaSejarah Pertempuran Lima Hari Lima Malam, Perang Tiada Henti Pasukan TRI Melawan NICA di Kota Palembang
Perjuangan dan semangat yang dimiliki pasukan tentara Indonesia melawan Belanda demi mempertahankan kemerdekaan begitu besar dalam peristiwa ini.
Baca SelengkapnyaMenilik Sejarah Stasiun Medan, Peninggalan Perusahaan Kereta Api Milik Kolonial Belanda
Salah satu bangunan peninggalan DSM yang sampai sekarang masih berdiri kokoh adalah Stasiun Medan
Baca SelengkapnyaTempat ini Jadi Saksi Bisu Pangeran Diponegoro Ditangkap Belanda, Ada Kursi dengan Bekas Tancapan Kuku
Simak cerita di balik tempat bersejarah dan saksi bisu ditangkapnya Pangeran Diponegoro.
Baca SelengkapnyaSejarah Terbentuknya BUMN, Ternyata Awalnya Sengketa dengan Belanda
Kolonel Soeprayogi, diangkat sebagai menteri urusan stabilisasi ekonomi oleh Presiden Sukarno, memainkan peran kunci dalam peraturan untuk pengambilan keputusan
Baca SelengkapnyaMengunjungi Klenteng Boen Bio Surabaya, Saksi Perlawanan Orang Tionghoa kepada Kolonial Jepang dan Belanda
Klenteng ini jadi saksi masa kejayaan orang Tionghoa di Kota Pahlawan
Baca Selengkapnya