Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Gatot Gunawan, Sampingkan Mimpi Untuk Mendidik Anak di Kampung Preman

Gatot Gunawan, Sampingkan Mimpi Untuk Mendidik Anak di Kampung Preman Gatot Gunawan Mengajar Generasi Muda Lio Genteng Bandung. ©2019 SR Iboe Inggit Garnasih via Liputan6.com

Merdeka.com - Berkecimpung di dunia pendidikan tidak harus jadi seorang guru. Salah satu contohnya adalah pria ini, yang panggilan jiwanya dalam dunia pendidikan patut ditiru.

Ialah Gatot Gunawan Djaya Haryono, seorang penari lulusan Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Kota Bandung. Pria kelahiran 7 Juni 1987 itu, dengan sukarela menghabiskan waktunya demi mengabdi untuk dunia pendidikan.

Berawal dari perkenalannya dengan seseorang yang tinggal di Lio Genteng, Astana Anyar, Kota Bandung, kawasan yang terkenal sebagai 'Kampung Preman'. Orang itu menceritakan kondisi lingkungan dan perilaku generasi muda di sana. Kehidupan anak-anak di wilayah itu cenderung di luar batas norma perilaku anak-anak.

"Yang tidak saya rasakan sewaktu saya kecil. Kemudian pola mendidik orangtua yang cenderung kasar kepada anak yang bertolak belakang dengan pola didik orangtua saya dulu," kata Gatot melansir laporan khusus Liputan6.com di Bandung, Kamis, 21 November 2019 silam.

Usai melihat kondisi di sana, Gatot merasa terpanggil jiwanya untuk langsung turun tangan memperbaiki kehidupan di Lio Genteng. Alasannya hanya satu pada waktu itu, tertantang.

"Liarnya mereka dari kelakuan, cara berpikir dan tutur bahasanya layaknya seperti orang dewasa dan senang dengan hal-hal yang berbau kekerasan," ungkap Gatot.

Memang jika dirunut dengan rekam jejak akademiknya sebagai penari, tidak ada kaitannya sama sekali. Namun, jika dilihat dari sisi lain, Gatot menjelaskan di dunia seni khususnya tari, tidak hanya selalu berlatih gerak atau teknik tari.

Baik dosen maupun senior Gatot di kampus, selalu menekankan pentingnya olah rasa dan kepekaan terhadap peristiwa yang terjadi di sekitarnya. Karena dengan teknik gerak yang baik, ditambah mampu mengolah rasa maka tarian tersebut akan hidup dan bernyawa.

"Kondisi di Astana Anyar merupakan tantangan bagi saya pribadi, tentang ilmu olah rasa dan kepekaan tersebut dengan memberikan ilmu apa pun yang saya punya untuk kebaikan dan bekal mereka kelak," ucap Gatot.

Berbekal keilmuannya soal tari, Gatot merintis misinya dengan menggelar pertunjukan seni. Tentunya, dengan merangkul anak-anak dan warga sekitar. Beberapa rekan seni Gatot ikut berpartisipasi pula untuk menyemarakkan.

Setelah sering mengadakan pertunjukan di daerah, Gatot pun membawa anak-anak berjalan-jalan seperti ke museum, berbagai taman, berenang, silaturahmi dengan komunitas.

Alhasil, mereka terlihat senang karena ini merupakan salah satu cara untuk membuka interaksi mereka dengan dunia luar yang selama ini mereka 'tak bisa' keluar dari lingkungannya.

"Tipikal anak-anak 'liar' seperti di sana, mereka akan selalu senang dengan hiburan yang sifatnya dapat melibatkan seluruh elemen masyarakat di sana. Suasana yang gegap gempita dan menjadi sorotan banyak orang akan menambah rasa PD mereka," Gatot menegaskan.

Gatot sadar, karakter anak-anak yang biasa menghamburkan waktu dan berperilaku di luar batas kenormalan semacam di Astana Anyar akan merasa jemu apabila belajar seperti sekolah formal. Oleh karena itu, siasat awal yang dilakukan adalah memperbanyak materi dengan cara bermain.

Dengan berbekal fenomena itulah, akhirnya Gatot membentuk sebuah wadah pendidikan nonformal dan cikal bakal Sekolah Ra'jat Iboe Inggit Garnasih (SR).

SR Iboe Inggit Garnasih ini bisa diibaratkan seperti rumah kedua anak-anak Astana Anyar. Karena di samping mendapat ilmu, mereka juga bisa bermain dengan positif yang didampingi sejumlah kakak asuh.

Kakak asuh yang membantu Gatot merupakan pendidik anak-anak Lio Genteng yang berasal dari pelajar SMA, perguruan, komunitas seni, dan pemuda Lio Genteng, Bandung. Materi yang disampaikan berupa pelajaran sejarah, wawasan kebangsaan, budi pekerti, seni budaya, olahraga, bahasa, dan ejaan lama.

"Perkembangannya setelah dua tahun berjalan, memang perlu waktu yang sangat panjang mendidik anak-anak yang hidup di lingkungan yang tidak ramah anak. Meski mood mereka naik turun, kegiatan belajar mengajar tidak pernah kosong," terang Gatot.

Gatot pun harus ekstra berstrategi agar anak selalu tertarik mengikuti 'kelas' yang ia besut. Di antaranya dengan membuat kegiatan belajar mengajar dengan variatif. Semisal latihan baris-berbaris menggunakan senjata mainan dalam pengenalan sejarah. Metode latihannya semacam parade militer.

Bahkan, dalam waktu dekat ini akan ada materi tinju. Seluruh materi itu diberikan agar instinct liar mereka lebih terarah ke hal positif dan menjadi motivasi mereka untuk berubah.

Berdasarkan data yang dicatat Gatot, sebanyak 45 orang anak telah terdaftar sebagai siswa SR Iboe Inggit Garnasih. Sekolah itu lokasinya di bangunan yang merupakan Aula RW 05 dan Poskamling Jalan Lio Genteng, Kelurahan Nyengseret, Kecamatan Astana Anyar, Bandung.

"Alhamdulilah, orangtua antusias karena mereka melihat kegiatannya positif mau kegiatan sampai malam atau dibawa keluar pun mereka tidak pernah melarang apalagi kegiatannya semua gratis. Daripada hidup liar di jalanan dan ada yang mengasuh, mereka senang," sebut Gatot.

Dengan perjalanan mengubah kondisi pendidikan dan mentalitas anak-anak di Astana Anyar yang cukup panjang, Gatot mengaku tanggung jawabnya menjadi bertambah karena menjadi prioritas utama.

Harapan Gatot hanya satu, yaitu ingin melihat SR Iboe Inggit Garnasih bisa mandiri dan berdiri sendiri, dikelola oleh pemuda daerah sendiri. Dan perlu diingat oleh seluruh kalangan, kata Gatot, seluruh operasional sekolah nonformal itu tanpa pungutan biaya, pun untuk peminjaman bangunannya.

Gatot akui dirinya hanya sebagai pemicu karena SR Iboe Inggit Garnasih sebenarnya milik warga Lio Genteng. Setelah berjalan dan kalangan remajanya memahami apa tujuan, strategi, dan sasaran SR Iboe Inggit Garnasih sebenarnya, barulah Gatot akan menyerahkan sepenuhnya seluruh operasional sekolah itu.

Waktu terus berlalu dan Gatot menjalaninya dengan ikhlas. Hal ini jauh dari kata mendekati cita-citanya dahulu, menjadi seorang tentara atau memasuki dunia militer begitulah harapan awalnya.

"Dari kecil pengen jadi tentara, makanya dari SD sampe SMA masuk Pramuka sama Paskibra. Beres SMA daftar TNI, pas tes awal langsung gagal. Ikut tes IPDN gagal juga," Gatot bilang sambil tertawa.

Akhirnya Gatot berkuliah di jurusan Hubungan Internasional (HI) Universitas Pasundan (Unpas) Bandung. Gatot hanya bertahan dua tahun di sana karena tidak sehati. Dalam benaknya waktu itu, saat lulus nanti paling banter menjadi pegawai bank. Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak.

Karena pesimis menjadi seorang diplomat, Gatot tanpa memberitahukan kepada orangtuanya mendaftar ke jurusan tari STSI Bandung. Pasalnya, selama di jurusan HI Unpas sering menonton pertunjukan dan terpikir menjadi seorang lelaki penari. Mendaftarlah Gatot dan diterima.

Awalnya, dua jurusan yang tidak nyambung di perguruan tinggi berbeda itu dilakoninya. Darah seni kadung sudah mengalir dalam tubuhnya, Gatot keluar dari jurusan HI Unpas. Kuliah menari lebih dinamis, memantapkan Gatot fokus di dunia seni.

"Tidak apa-apa cita-cita saya tidak tercapai. Apa pun itu, yang terpenting saat ini berjuang sampai titik darah penghabisan," tutup Gatot.

Sumber: Liputan6.comReporter: Arie Nugraha

(mdk/idc)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pelaku Pemerkosaan Libatkan Anak Pejabat di Gowa Bertambah Satu, Ini Perannya
Pelaku Pemerkosaan Libatkan Anak Pejabat di Gowa Bertambah Satu, Ini Perannya

Satu pelaku pemerkosaan terhadap seorang wanita di Danau Mawang diamankan berinisial AR.

Baca Selengkapnya
Perjalanan Hidup Anak Pemulung Hingga Punya 47 Cabang Kedai Cokelat, Gagal Berkali-kali tapi Tak Pernah Menyerah
Perjalanan Hidup Anak Pemulung Hingga Punya 47 Cabang Kedai Cokelat, Gagal Berkali-kali tapi Tak Pernah Menyerah

Irham memulai perjalanan karirnya saat masih kuliah. Saat itu dia senang mempelajari ilmu yang berkaitan dengan pengembangan diri.

Baca Selengkapnya
Dibacok Ibu Kandung sampai Tewas, Anak 8 Tahun Ucapkan Kalimat Terakhir: Perut Aku Sakit
Dibacok Ibu Kandung sampai Tewas, Anak 8 Tahun Ucapkan Kalimat Terakhir: Perut Aku Sakit

Istrinya tengah menjalani rawat jalan sejak mengidap ODGJ enam bulan lalu.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Diremehkan Mantan Suami & Diganggu Preman, Janda Cantik 2 Anak Nekat Jualan Bakso Gerobak Kini Omzetnya Rp100 Juta
Diremehkan Mantan Suami & Diganggu Preman, Janda Cantik 2 Anak Nekat Jualan Bakso Gerobak Kini Omzetnya Rp100 Juta

Sempat kerja di Bandara Soekarno-Hatta selama dua tahun, Opi memutuskan buat banting setir berjualan bakso ikan dengan gerobak.

Baca Selengkapnya
Heboh Gundukan bak Gunung Baru Muncul Usai Gempa Bawean Jatim, Ini Penjelasan Ahli
Heboh Gundukan bak Gunung Baru Muncul Usai Gempa Bawean Jatim, Ini Penjelasan Ahli

Gundukan yang diduga gunung berapi itu beberapa kali diunggah di media sosial dan diberi nama Bledug Kramesan.

Baca Selengkapnya
Ribuan Warga Magetan Kumpul Bersholawat Doakan Ganjar-Mahfud Menang Pemilu 2024
Ribuan Warga Magetan Kumpul Bersholawat Doakan Ganjar-Mahfud Menang Pemilu 2024

Sholawat ini dipimpin oleh Gus Ali Gondrong di Lapangan Desa Purwodadi

Baca Selengkapnya
Cara Mencegah Gigitan Nyamuk pada Anak, Lindungi si Kecil dari Demam Berdarah
Cara Mencegah Gigitan Nyamuk pada Anak, Lindungi si Kecil dari Demam Berdarah

Nyamuk tidak hanya mengganggu dengan gigitannya yang gatal, tetapi juga dapat menjadi pembawa penyakit berbahaya seperti demam berdarah.

Baca Selengkapnya
Usai Debat Cawapres, Gibran Dinilai Bangkitkan Semangat Anak Muda
Usai Debat Cawapres, Gibran Dinilai Bangkitkan Semangat Anak Muda

Gibran dinilai mampu menguasai debat yang digelar KPU.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Sentilan Pedas Gibran
VIDEO: Sentilan Pedas Gibran "Anak Muda Diremehkan Biasa, Jangan Sampai Menyerah!"

Cawapres Gibran Rakabuming Raka menyentil pihak-pihak yang meremehkan dirinya maju di Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya