Merdeka.com - Baron, monyet ganas yang menyerang sepuluh warga di RW 7, Kota Bambu Utara, Palmerah, Jakarta Barat, selain merepotkan warga, juga membuat agenda Suku Dinas Peternakan dan Perikanan Jakarta Barat terganggu. Rencana untuk melakukan razia unggas milik warga pun ditunda.

Kepala Seksi Pengawasan dan Pengendalian Sudin Peternakan dan Perikanan Jakarta Barat, Moris Parlindungan Sihombing mengatakan, pada hari Kamis ini, pihaknya akan merazia unggas milik warga. Razia tersebut dilakukan untuk mencegah penyebaran flu burung di Jakarta Barat.

"Fokus kami sekarang untuk menangkap monyetnya dulu, kalau sudah ketangkap, baru nanti sidak unggasnya kami lakukan," ujar Moris saat dihubungi, Kamis (10/1). Dia menambahkan, pihaknya memfokuskan penangkapan monyet karena primata tersebut sangat meresahkan warga.

Sebanyak sepuluh warga Jalan Kalia Timur 1 RT 8 RW 7, Kota Bambu Utara, Palmerah, Jakarta diserang oleh seekor monyet berusia sekitar lima tahun. Salah satu korban, Bani (48) mengalami luka gigitan dan mendapati jahitan.

Akibat luka tersebut, warga RT 8 RW 7 tersebut terpaksa mendapatkan jahitan. "Yang di tangan dijahit 8 jaitan, di belakang leher 18 jaitan," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, guna mengantisipasi merebaknya pandemik flu burung atau virus H5N1, Suku Dinas Peternakan Jakarta Barat berencana melakukan razia unggas di wilayah Kalideres dan Cengkareng, Jakarta Barat.

"Sesuai dengan Perda nomor 4 tahun 2007, yang melarang warga untuk memelihara unggas pangan di sekitar pemukiman, untuk itu kita menegur warga untuk memotong atau menjual unggasnya," kata Kasie Pengawasan dan Pengendalian Sudin Peternakan dan Perikanan Jakarta Barat, Moris Parlindungan Sihombing saat dihubungi, Selasa (8/1).