Merdeka.com - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo akan bertindak tegas jika perseteruan antara Wali Kota Tegal Siti Mashita Soeparno dan Wakli Wali Kota Tegal M Nursholeh berkepanjangan dan mengganggu proses jalanya pemerintahan, terutama mengganggu pelayanannya terhadap rakyat Kota Tegal.

Pernyataan Ganjar itu disampaikan oleh politisi PDI Perjuangan itu usai memanggil Wakil Wali Kota Tegal M Nursholeh Senin (6/4) sore tadi di ruang kerjanya di Kantor Gubernur Jawa Tengah, Kompleks Pemprov Jateng Lantai 2, di Jalan Pahlawan Kota Semarang, Jawa Tengah.

"Nah kalau ini nanti akan mengganggu pemerintahan saya akan bertindak. Ya ikut ngobrol lah sama mereka. Artinya menjadi penjembatan dari mereka berdua itu sudah pasti. Persoalannya mereka mau atau tidak? Saya ingetin itu," ungkap Ganjar kepada wartawan diruang kerjanya itu.

Ganjar juga telah mengklarifikasi mengapa Wakil Wali Kota Tegal M Nursholeh tidak mau angkat bicara malah justru Kepala Bappeda Kota Tegal yang berbicara saat Musrenbangwil lalu di Pendopo Kabupaten Tegal, Slawi, Jawa Tengah.

"Seperti yang terjadi di Musrenbangwil itu simple tho. Saya tanyak tadi, Pak Wakil, apa sampeyan nggak mau ngomong? Sudah pak saya sampaikan mbok saya membuka dua menit saja. Tapi dari mereka (Walikota) tidak mau. Saya takut dimarahi. Nah yang kayak begini menurut saya; ojo koyok cah cilik no lho," ungkap Ganjar.

Ganjar menyatakan bahwa dirinya tidak ingin memperpanjang persoalan perseteruan antara Wali Kota dan Wakil dari Kota Bahari tersebut. Namun, Ganjar tidak ingin jika perseteruan ini berdampak dan mempengaruhi pelayanan Pemkot Tegal kepada rakyatnya.

"Tapi saya tidak ingin memperpanjang persoalan tetapi jangan sampai biasanya konflik antar pimpinan kepala daerah dengan wakilnya yang rugi itu adalah rakyatnya. Nak karena ini belum berlangsung lama, masih satu tahun alangkah baiknya kita berhentikan bersama. Supaya tidak berlangsung lama. Berbuat baik lah di antara keduanya. Salaman. Salaman. Berpelukan," ungkapnya.

Ganjar juga menekankan bahwa pada saat forum Musrenbangwil di Pendopo Kabupaten Tegal, Slawi, Jawa Tengah dirinya tidak marah atau emosi. Malah justru dirinya ingin meluruskan fungsi tugas Wakil Walikota sesuai undang-undang dan etika sebagai kepanjangan tangan atau perwakilan Walikota Tegal harus menjalankan fungsi sebagai mana mestinya.

"Saya menyampaikan saja kepada Wakil Walikota yang muncul di koran, ya saya tidak marah. Saya menyampaikan saja sesuai etika dan undang-undang yang mesti ditaati. Menurut mereka apa yang saya sampaikan benar. Akhirnya terbukti bahwa ada problem antara walikota dan wakilnya. Dan itu banyak pengakuan dari banyak orang termasuk tokoh-tokoh masyarakat," ujarnya.

Ganjarpun kembali mengajak keduanya, Wali Kota Tegal Siti Mashita dan Wakil Wali Kota Tegal M Nursholeh untuk kembali membuat perdamaian.

"Sebenarnya mau saya simple saja. Mau saya sebenarnya simple-simple saja, ya sudah salaman saja. Rangkulan saja demi masyarakat Kota Tegal," tegasnya.

Saat dikonfirmasi wartawan apakah Ganjar akan memanggil Wali Kota Tegal Siti Mashita terkait perseteruan dengan Wakilnya terkait hutang Rp 2 miliar, Ganjar tidak mengiyakan.

"Nggak besok saya ada acara lain. Buat apa?" ujarnya.

Justru Ganjar bersyukur, dengan terbukanya persoalan ini di media, masyarakat Kota Tegal khususnya dan masyarakat Jawa Tengah umumnya mengetahui sebetulnya persoalan apa yang terjadi antara Walikota Tegal dan Wakilnya.

"Saya menunggu saat itu, setelah kejadian itu khan akhirnya tabirnya terbuka. Semua orang ada yang mengamini dan tentunya ada semua orang yang menolak. Pada saat itulah mereka menyampaikan kepada kami bahwa apakah ini akan terjadi terus menerus?" pungkas Ganjar.