Freddy tak boleh dijenguk selama sepekan di Nusakambangan
Merdeka.com - Gembong narkoba yang baru dipindah dari Lembaga Pemasyarakatan (LP) Narkotika Cipinang Jakarta ke LP Nusakambangan Cilacap Jawa Tengah, Freddy Budiman dilarang ditemui penjenguk. Waktu pelarangan tersebut berlaku selama seminggu.
Pernyataan itu diungkapkan Kepala Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Azasi Manusia (Kanwil Kemkum HAM) Jawa Tengah, Suwarso. Dia menyatakan larangan ini dilakukan untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan yang berdampak negatif di kemudian hari.
"Untuk sementara, terpidana mati kasus narkoba Freddy Budiman tidak boleh ada tamu. Setidaknya sampai sepekan mendatang. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan yang berakibat negatif," kata Suwarso, Rabu (31/7).
Saat ini, Freddy masih harus berurusan dengan pihak kepolisian, karena kasus sabu yang dibawanya saat dipindahkan dari LP Cipinang ke LP Nusakambangan.
"Pemeriksaan kepolisian masih berlangsung. Bahkan, pemeriksaan terus dilakukan di LP Batu Nusakambangan oleh Tim Reserse Narkoba Polres Cilacap," katanya.
Freddy kini mendekam di dalam sel khusus yang biasa dihuni para napi baru dari luar LP Nusakambangan. Bahkan, Suwarso menjelaskan hanya petugas tertentu saja yang boleh memasuki sel tersebut. Pulau Nusakambangan, kata Suwarso, saat sekarang telah dipasang pengacak sinyal, sehingga komunikasi melalui telepon seluler sulit dilakukan.
"Pengacak sinyal masih tetap berfungsi di Pulau Nusakambangan, sehingga telepon seluler tidak dapat dipakai," ujar Suwarso.
Sebelumnya, Freddy yang mendekam di LP Cipinang pernah membuat geger karena memiliki telepon genggam yang disinyalir mengendalikan bisnis narkoba dari dalam jeruji besi. Selain itu, ia disebut-sebut mendapat perlakuan khusus selama ditahan di LP Cipinang. Bahkan, terakhir saat dipindahkan dari LP Cipinang ke LP Nusakambangan, Freddy membawa 'bekal' 1 gram sabu.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tiga Orang Terdampar di Pulau Tak Berpenghuni, Ditemukan Setelah Tulis "HELP" di Atas Pasir
Mereka terdampar di pulau yang sangat terpencil di Samudra Pasifik.
Baca SelengkapnyaFakta Baru Sekeluarga Tewas Bunuh Diri di Penjaringan, Ini Isi Handphone Korban
Satu keluarga terdiri dari ayah, ibu dan dua anak nekat lompat dari lantai 21 apartemen Penjaringan
Baca SelengkapnyaDetik-Detik Penyelamatan Dramatis Pemuda Terperosok ke Sumur 19 Meter
Pihak keluarga dan rekan-rekannya berusaha menolong, namun sia-sia sehingga dilaporkan ke Basarnas Kupang.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Gempa Susulan Berlanjut di Kepulauan Bawean, Jumlah Pengungsi Bertambah Jadi 34 Ribu Jiwa
Gempa susulan masih terjadi di Kepulauan Bawean, Gresik, Jawa Timur. Akibatnya, banyak warga yang enggan kembali ke rumah dan lebih memilih untuk mengungsi.
Baca SelengkapnyaMengenal Suku Orang Laut, Penghuni Perairan Sumatra Timur yang Dulunya Dikenal Kawanan Perompak
Salah satu masyarakat asli Sumatra Timur yang kesehariannya hidup di perairan ini berperan dalam melestarikan kehidupan bahari.
Baca SelengkapnyaTragis, Remaja Diperkosa sambil Direkam dan Diancam Dibunuh
Setelah puas melakukan aksi bejatnya itu, tersangka kemudian mengembalikan kunci sepeda motor dan handphone milik korban.
Baca SelengkapnyaTak Tinggal Diam ketika HP Dijambret, Emak-Emak di Serang Kejar Pelaku hingga Tertangkap
Aksi berani ditunjukkan seorang emak-emak bernama Eni (54). Dia mengejar dua penjambret handphonenya hingga salah seorang di antara mereka tertangkap.
Baca SelengkapnyaDiremehkan Mantan Suami & Diganggu Preman, Janda Cantik 2 Anak Nekat Jualan Bakso Gerobak Kini Omzetnya Rp100 Juta
Sempat kerja di Bandara Soekarno-Hatta selama dua tahun, Opi memutuskan buat banting setir berjualan bakso ikan dengan gerobak.
Baca SelengkapnyaAda Aturannya, Pemilih Dilarang Gunakan Handphone saat di Bilik Suara
Larangan penggunaan handphone merupakan upaya untuk meminimalisasi potensi kecurangan.
Baca Selengkapnya