Merdeka.com - Tak bisa dipungkiri hingga saat ini, Indonesia masih berhati-hati menampilkan pria tegap berseragam coklat di layar kaca. Padahal menurut budayawan, tampilan polisi yang sesuai dengan kenyataan mampu menjadikan masyarakat lebih dewasa dalam menyikapi realita yang ada. Bahkan menjadi semangat bagi para polisi yang idealis.

"Film atau sinetron yang menampilkan polisi sesuai realita itu akan menjadi pelajaran yang baik buat masyarakat dan polisi untuk tumbuh menjadi lebih dewasa. Mungkin polisi yang sehat cara pandangnya justru akan bersyukur, "ujar Budayawan, Muhammad Sobari dalam pesan singkatnya kepada merdeka.com, Jakarta, Jumat (19/10).

Menurut sobari, Hal ini ditengarai kurang pahamnya pembuat film dalam mencermati perkembangan sosial di masyarakat, salah satunya polisi. Padahal karya film dan sinetron haruslah sesuai dengan realita yang ada.

"Itu artinya penulis skenario dan sutradara hanya mementingkan sisi positif polisi dan kepolisian. Mereka tidak kritis melihat kenyataan. Kalau digarap mendalam akan bisa menampilkan realitas secara jernih, fokus, apa adanya," lanjut budayawan yang pernah ikut mendukung anti kriminalisasi KPK beberapa waktu lalu.

Para penggarap film pun tak perlu cemas, bisa jadi film tersebut mendapat apresiasi yang lebih dari penonton. Dengan syarat, mereka tetap mempertahankan unsur historis dan filosofis dalam isi cerita.

"Dengan begitu peran film sebagai kekuatan budaya yang memberi pendidikan publik akan dipuji-puji masyarakat penonton. Media akan mem-blow up kejadian itu secara besar-besar, tak henti-hentinya," tutupnya.