Merdeka.com - Zulkarnaen Djabar lewat penasihat hukumnya, Erman Umar, mengatakan kesaksian terpidana kasus suap Dana Penyesuaian Infrastruktur Daerah, Fahd El Fouz alias Fahd A. Rafiq, adalah kunci buat mengungkap keterlibatan politikus Partai Golkar, Priyo Budi Santoso, dalam perkara korupsi pengadaan laboratorium madrasah tsanawiyah pada 2011 dan penggandaan Alquran pada 2011 dan 2012.

"Iya kunci PBS (Priyo Budi Santoso) itu ada di Fahd, bukan Pak Zul. Dia dan Dendy tidak tahu. Karena semuanya adalah permainan Fahd. Semua angka-angka itu Fahd yang buat," kata Erman kepada wartawan di Gedung KPK, Jakarta, Senin (3/6).

Erman pun meminta Komisi Pemberantasan Korupsi segera menetapkan Fahd sebagai tersangka dalam perkara itu. Hal itu menurut dia perlu buat melihat apa Fahd berani mengungkap keterlibatan pihak lain, termasuk Priyo, dalam perkara itu.

"Dia (Fahd) jangan diistimewakan, harus adil, jangan diskriminatif. Nah kalau Fahd sudah tersangka kita lihat nih, dia mau ngomong apa soal PBS (Priyo Budi Santoso)," ujar Erman.

Sebelumnya, nama Priyo juga termaktub dalam amar putusan terdakwa Zulkarnaen Djabar dan anaknya, Dendy Prasetya Zulkarnaen Putra. Amar putusan itu dibacakan pada Kamis pekan lalu. Anehnya, dua hari setelah putusan dibacakan, Priyo mengunjungi Fahd di Lembaga Pemasyarakatan Khusus Koruptor di Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat. Kunjungan Priyo itu pun membangkitkan rasa curiga banyak pihak, lantaran dia diduga mencoba membungkam Fahd.

Namun, menurut Erman, soal nama Priyo yang termasuk di dalam amar putusan menurut dia adalah hal wajar. Meski begitu, dia mengatakan dalam persidangan, majelis hakim tidak berusaha memanggil Priyo buat bersaksi.

"KPK jangan hanya cuma ngomong saja. Kalau punya bukti ya silakan. Kalau menurut dia bukti soal PBS kuat ya jalankan," lanjut Erman.

Namun, dalam beberapa kali kesempatan, Priyo kerap membantah dia terlibat dalam perkara itu. Dia berkali-kali menegaskan namanya cuma dicatut.