Epidemiolog UI Beberkan Alasan Indonesia Terancam Jebakan Pandemi
Merdeka.com - Epidemiolog UI Pandu Riono mengungkapkan Indonesia menuju jebakan pandemi. Ini berkaca dari fakta fluktuasi kasus yang terjadi di lapangan.
"Indonesia tidak tahu sudah gelombang ke berapa yang demikian dahsyat ini. Ini kan bukan hanya lagi di Jawa tapi meluas ke seluruh Nusantara gara-gara Delta," ujar dia kepada Merdeka.com, Sabtu (31/7).
"Itu artinya kita akan masuk ke dalam jebakan dimana kemungkinan di masa mendatang akan naik lagi lebih hebat dari yang sekarang," lanjut dia.
Hal tersebut dikarenakan respons Indonesia dalam menghadapi pandemi masih bersifat temporer. Kebijakan pengetatan pembatasan mobilitas diambil ketika kasus meningkat.
"PPKM Darurat, PPKM level 4. Setelah tinggi baru. Nanti sudah turun mulai longgar lagi. Padahal sekarang udah ketahuan kita tidak hanya punya Delta. Kalau lihat peta sebaran Delta sudah seluruh Indonesia. Kalau kita melihat kenaikan di luar Jawa atau kenaikan sekarang masih tingi di Bali, Indonesia bagian timur," jelas dia.
Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa jika tidak memiliki upaya-upaya untuk menekan dan menjaga kasus Covid-19 tetap rendah, maka Indonesia akan semakin sulit menangani pandemi.
"Kalau kita tidak berusaha secara sistematik untuk menurunkan dan mempertahankan sampai titik terendah. Kita harus sustain. Kalau tidak kita akan naik-turun, naik-turun. Itu jebakan yang tidak enak. Pandemi itu kayak gitu. Saya bilang ini adalah trap (jebakan). Karena kalau sudah masuk ke area situ seperti sekarang kita mengalami lonjakan yang demikian tinggi, kita kan sulit mengatasinya," urai dia.
"Jadi yang disebut jebakan pandemi itu adalah bagaimana kita tidak bisa mengatasi pandemi dan ikut iramanya virus. Begitu ada mutasi baru, naik lagi. Kalau sudah begitu tidak mungkin kita melakukan pemulihan ekonomi," imbuh dia.
Menurut dia, Indonesia harus menyusun rencana strategis. Jika ingin menghindari jebakan pandemi tersebut. Rencana strategis tersebut berisikan semua upaya dan target penanganan Covid-19.
"Harus ada Renstra-nya. Kita tidak punya. Karena kita hanya responsif. Tidak mengantisipasi. Kalau kita mengantisipasi harus punya planning. Testing harus berapa, tracing harus berapa, berapa vaksinasi yang harus kita kejar dan sebagainya. Kalau tidak kita akan terjebak dalam pandemi yang sebenarnya kita bisa hindari," tandasnya.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia
Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaPenyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya
Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.
Baca SelengkapnyaMasyarakat Indonesia Rentan Alami Guncangan Finansial jika Berhadapan dengan Gangguan Kesehatan
Hingga dalam jangka waktu panjang, semakin sulit bagi masyarakat terdampak untuk pulih dan kembali berdaya secara finansial.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa
Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaBisa Sebabkan Masalah dan Penyakit, Ketahui 8 Bagian Tubuh yang Tak Boleh Disentuh Sembarangan
Sejumlah bagian tubuh ternyata tidak boleh kita sentuh sembarangan, terutama dengan kondisi tangan yang belum steril.
Baca SelengkapnyaKemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam
Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaEmpat Strategi Menkes Hadapi Potensi Pandemi Selanjutnya
Dari semua perang yang dihadapi manusia, melawan patogen mencatatkan kematian yang paling banyak.
Baca SelengkapnyaIstighosah di Jawa Timur, Siti Atikoh Bicara Pencegahan Polio
Pemerintah dinilai kecolongan lantaran sibuk dengan pencegahan pandemi Covid-19.
Baca SelengkapnyaPasca Pandemi Covid-19, Penempatan Pekerja Migran Terus Meningkat
Pemerintah akui penempatan pekerja migran masih memiliki berbagai tantangan.
Baca Selengkapnya