Emir Moeis: Tak ada hiburan khusus laki-laki di Paris

Merdeka.com - Tersangka kasus suap PLTU, Tarahan, Lampung Tengah tahun 2004, Emir Moeis mengakui jika dirinya ke Paris diundang makan di sebuah restoran Lido oleh PT Alstom Internasional. Hal ini bantahan Emir jika dia ke Paris menggunakan uang hasil suap untuk membayar jasa hiburan pria dewasa.

"Bohong itu, dengarin betul-betul tolong diunderline. Itu betul-betul pernyataan yang salah dari satu harian ternama. Ya, saya tuh ke Paris diundang makan di restoran namanya Lido. Itu restoran yang amat sangat ternama di Shandailise," ujar Emir usai turun dari ruangan pimpinan, di Gedung DPR, Jakarta, Senin (30/7).

Menurutnya, semua turis datang ke restoran tersebut bersama dengan keluarga, yakni istri dengan anak juga ada. Setelah makan di restoran tersebut terdapat pertunjukan nyanyian dan tarian.

"Tapi itu memang restoran paling istimewa dan internasional, tak ada hiburan khusus laki-laki," katanya.

Sebelumnya, beredar informasi jika KPK mendapatkan bukti-bukti adanya aliran dana dari PT Alstom ke Emir. Bukti-bukti ini antara lain diperoleh berkat kerja sama KPK dengan Biro Investigasi Federal AS (Federal Bureau of Investigation/FBI).

Kerja sama antara KPK dan FBI ini dilakukan karena dugaan tindak pidana korupsi yang terjadi melibatkan warga negara AS dan korporasi asing (PT Alstom). Warga negara AS yang diduga bagian dari PT Alstom dan berperan sebagai pemberi suap telah diamankan FBI. Namun, Bambang menolak berkomentar soal kerja sama dengan FBI ini.

Kerja sama antara FBI dan KPK ini juga melacak uang suap yang diberikan oleh warga negara AS ke Emir. Data yang terlacak antara lain menyebutkan, sebagian uang suap dinikmati Emir di Paris, Prancis. Uang itu digunakan untuk membayar jasa hiburan khusus laki-laki dewasa.