Merdeka.com - Penggunaan ganja erat kaitannya dengan penyalahgunaan narkotika. Dalam UU No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika menuliskan, ganja sebagai jenis narkotika golongan 1.

Ketua Yayasan Sativa Nusantara, Inang Winarso menuturkan, banyak manfaat ganja yang tidak diketahui orang. Banyak manfaat yang bisa diperoleh dari akar, batang, daun, biji hingga bunga. Manfaat terbesar justru terkandung dalam biji dan bunga pohon ganja.

"Terutama untuk obat-obatan. Sebagai bahan baku obat. Jadi tanaman ganja bisa digunakan sebagai bahan baku obat terutama untuk obat-obat degeneratif yang obat-obatannya sangat mahal," tutur Inang saat ditemui merdeka.com di Sanggar Akar, Jl. Tebet Dalam 1 No. 22 Tebet, Jakarta Selatan, Senin (2/5).

Inang mencontohkan, ekstrak biji dan bunga ganja bisa digunakan sebagai bahan dasar obat diabetes. Karena itu Yayasan Sativa Nusantara berinisiatif melakukan penelitian khusus. Jika berhasil maka ini bisa jadi alternatif obat diabetes yang selama ini mahal harganya.

"Sebenarnya sudah banyak tetapi kita pilih diabetes karena di Indonesia banyak penderita diabet dan obat-obatnya cukup mahal," tambah Inang.

Inang menyebut kandungan ajaib dalam ganja itu bernama zat kanabinoid yang sangat mudah diserap tubuh manusia. Tak hanya itu, penggunaannya pun tidak memiliki efek samping yang berlebihan.

"Kalau secara tepat digunakan untuk menetralisir berbagai macam penyakit. Untuk gangguan metabolisme misalnya," jelas Inang.

Selain diabetes, ekstrak ganja juga bisa digunakan untuk penyakit lain seperti, kanker getah bening, kanker payudara, kanker paru-paru dan berbagai penyakit kanker lainnya.

"Tapi ganja tidak untuk mengobati penyakit menular. Tapi penyakit degeneratif yang disebabkan oleh internal dalam tubuh," tutup Inang.