Eks Panglima TNI akui konflik KPK-Polri saat ini rumit
Merdeka.com - Mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia, Jenderal (Purnawirawan) Endriartono Sutarto, mengakui konflik membelit Komisi Pemberantasan Korupsi dan Polri saat ini lebih pelik. Dia bisa mengatakan hal itu lantaran berpengalaman menangani soal yang sama beberapa tahun lalu.
Endriartono membandingkan kemelut kedua lembaga penegak hukum itu pada masa lalu. Yakni saat dua Wakil Ketua KPK, Bibit Samad Riyanto dan Chandra Matra Hamzah, ditersangkakan oleh Badan Reserse Kriminal Polri. Keduanya diduga menerima suap dari mantan pemilik PT Masaro Radiokom, Anggoro Widjojo, melalui adiknya, Anggodo Widjojo, supaya menghentikan penyidikan kasus suap pengadaan Sistem Komunikasi Radio Terpadu di Kementerian Kehutanan pada 2006-2008.
"Yang saya lihat situasi sekarang memang lebih kompleks. Lebih berat," kata Endriartono kepada awak media di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (12/2).
Mantan Kepala Staf Angkatan Darat itu sempat memperbincangkan soal langkah-langkah penyelesaian konflik di masa lalu. Dia juga membandingkan apakah taktik itu masih bisa dipakai saat ini.
"Hanya konsultasi saja karena saya dianggap punya pengalaman dalam kasus cicak-buaya, sehingga apakah langkah-langkah yang kita lakukan waktu itu masih valid atau tidak," ujar Endriartono.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Di Depan Jokowi, Panglima TNI Ungkap Strategi Baru Atasi Konflik di Papua Bentuk Koops Habema
Panglima Agus menjelaskan ke depan Koops Habema akan dilatih untuk meningkatkan kemampuan individu
Baca SelengkapnyaTKN Soal Pernyataan Kapolri Teruskan Estafet Kepemimpinan: Bukan Berarti Berpihak, Tak Perlu Ditafsirkan Jauh
Pernyataan Kapolri soal estafet kepemimpinan tak perlu ditafsirkan lebih jauh
Baca SelengkapnyaPanglima TNI Beberkan Sederet Strategi Pertahanan 3 Matra buat IKN
Hal itu telah dibahas dalam Rapim TNI-Polri yang dihadiri Panglima TNI dan Kapolri Sigit.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Panglima TNI Blak-blakan Ganti Nama KKB Papua Jadi OPM: Tidak Ada Negara dalam Satu Negara
Menurut Panglima TNI, aksi teror pihak separatis di Papua harus segera diberantas.
Baca SelengkapnyaPolri Libatkan KNKT Usut Penyebab Kecelakaan KM 58 yang Menewaskan 12 Orang
Listyo menekankan paling utama saat ini adalah mencegah agar ini tidak terulang lagi.
Baca SelengkapnyaDPR Puji Upaya Pemerintah Jokowi Cegah Dampak Konflik Timur Tengah
Indonesia tak pernah setuju tindakan kekerasan dalam bentuk apapun
Baca SelengkapnyaIntip Kesiapan TNI Amankan Pemilu 2024, Petakan Daerah Rawan Bencana Sampai Konflik
“Jadi kita mengecek kesiapan yang harus dilakukan oleh prajurit tentunya didukung oleh perlengkapan yang memadai,” ujar Panglima TNI
Baca SelengkapnyaAktivis PP KAMMI Dikeroyok dan Sempat Diancam Dibunuh Anggota TNI di Jaktim, Begini Kronologinya
Korban sempat dipingpong ketika melaporkan pengeroyokan itu ke polisi.
Baca Selengkapnya